Berita

Kerusuhan Capitol Hill/Net

Dunia

Kisah Anggota Kongres AS Muslim Pertama Saat Terjebak Kerusuhan Capitol, Sempat Telepon Mantan Suami Titip Anak-anak

SABTU, 23 JANUARI 2021 | 14:49 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Anggota kongres Partai Demokrat dari Minnesota, Ilhan Omar jadi salah seorang pejabat yang terjebak di dalam gedung parlemen saat terjadi kerusuhan Capitol Hill beberapa pekan lalu.

Dalam sebuah wawancara bersama The Guardian, dia menceritakan kembali detik-detik menegangkan dalam hidupnya selama menjabat sebagai anggota parlemen AS.

Omar adalah seorang anggota terkenal dari gerakan progresif, dan orang Amerika Somalia pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres. Dia telah lama mengalami ancaman dan pelecehan rasis dari Donald Trump dan para pendukungnya .

Dia sempat mengambil jeda yang cukup lama saat mengingat detailnya.

Omar mengaku saat dirinya diantar ke tempat yang  aman, dia sempat menelepon mantan suaminya, ayah dari anak-anaknya.

“Saya tidak tahu apakah saya akan berhasil hari itu dan [saya] hanya… membuat permintaan kepadanya untuk memastikan dia akan terus memberi tahu anak-anak saya bahwa saya mencintai mereka jika saya tidak berhasil,” ungkapnya, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (23/1).

“Itu adalah pengalaman yang sangat traumatis, dan kita semua akan trauma karenanya untuk waktu yang sangat lama,” katanya.

Omar mengatakan dia dievakuasi ke lokasi aman yang biasanya hanya diperuntukkan bagi para pemimpin senior kongres. Dia mengatakan penegak hukum percaya "hidup saya dalam risiko dengan cara yang sama seperti nyawa kepemimpinan kongres berisiko" - mengutip peningkatan signifikan dalam ancaman kematian dalam dua bulan sebelum pemilihan presiden.

Wanita Muslim berusia 38 tahun yang pertama kali terpilih pada 2018 itu kemudian ditempatkan di ruangan yang sama dengan Ketua DPR, Nancy Pelosi, dan pimpinan Senat Republik, Mitch McConnell, bersama tokoh senior lainnya dari kedua partai.

Sehari setelah kekerasan massa, Omar termasuk di antara anggota Partai Demokrat pertama yang membuat draf pasal pemakzulan, yang akhirnya dipilih (dengan hanya 10 pendukung Partai Republik), menandai pemakzulan kedua bersejarah terhadap Trump.

Ketika ditanya apakah dia masih syok dengan peristiwa 6 Januari, Omar menjawab singkat.

“Saya tidak tahu apakah saya akan menggunakan kata syok,” katanya. "Menurutku itu semua terasa melelahkan.”

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya