Berita

Ilustrasi kapalChina/Net

Pertahanan

Pengamat: Apakah Kapal China Yang Masuk Selat Sunda Ada Hubungannya Dengan Seaglider?

JUMAT, 22 JANUARI 2021 | 22:03 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Masuknya kapal China ke teritorial perairan Republik Indonesia, yaitu di Selat Sunda pada 10-13 Januari lalu, masih menyisakan pertanyaan.

Salah satunya disampaikan Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (Isess), Khairul Fahmi, yang menanyakan maksud kapal survei China itu masuk ke perairan Indonesia.

Sebab, dia meragukan kapal China yang bernama Xiang Yang Hong 03 tersebut mengalami kerusakan di sistem identifikasi otomatis (Automatic Identification System/AIS) yang dimilikinya.

"Sebab ini (AIS yang terpasang di kapal China) berkali-kali mati. Dan kita juga harus melihat, ada banyak kasus seperti ini dijadikan modus untuk kapal-kapal yang sedang berupaya melakukan pelanggaran hukum di laut," ujar Khairul Fahmi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/1).

Menurut Khairul Fahmi, persoalan ini bukan hanya tentang pemberian sanksi. Tapi seharusnya bisa dilakukan upaya penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui maksud dari kapal tersebut berlayar melewati perairan dalam negeri.

Karena dia tidak bisa memungkiri adanya kemungkinan kapal China yang masuk Indonesia ada kaitannya dengan penemuan drone bawah laut atau Seaglider di beberapa wilayah beberapa waktu lalu.

Kahirul Fahmi menyebutkan, terbaru Seaglider ditemukan di Kepuluan Anamabas pada Selasa (19/1). Sebelumnya, Seaglider juga ditemukan nelayan di Selayar, Sulawesi Selatan pada 26 Desember 2020.

Bahkan jauh sebelum itu, Seaglider juga ditemukan pada Maret 2019 di Kepulauan Riau dan Januari 2020 di Perairan Jawa Timur.

"Seaglider itu kan perangkat survei, perangkat riset. Sementara kapal yang melintas ini kapal survei. Nah, ini kan mungkin saja ada benang merahnya," ungkap Khairu Fahmi.

Oleh karena itu, Khairul Fahmi menganggap persoalan ini tidak bisa diabaikan begitu saja pemerintah. Sehingga harus ditindak lanjuti secara serius.

"Tapi entah karena kurang awerness soal kewaspadaan dan kepekaan terhadap situasi, mungkin tidak dikembangkan. Sehingga akhirnya dilepas dan berlayar kembali," katanya.

"Tapi kalau ndak diperiksa bagaimana kita tau itu berkaitan atau tidak," demikian Khairul Fahmi menambahkan.

Berdasarkan pengematan Badan Keamanan Laut (Bakamla), kapal China yang masuk ke wilayah Perairan Selat Sunda mematikan AIS sebanyak tiga kali dalam kurun waktu yag berebeda-beda.

Di antaranya, untuk periode pertama Ais dimatikan selama delapan jam. Kemudian periode yang kedua selama 34 jam dan periode ketiga selama 12 jam.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Paspampres Buka Suara soal Marhan Harahap Meninggal saat akan Salat Jumat

Rabu, 20 Maret 2024 | 10:50

UPDATE

Penjualan Melorot, Laba Bersih AMMN Nyungsep 79,9 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:55

Korban Tewas Akibat Serangan Moskow Meningkat Hingga 143 Orang

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:39

Genjot Jumlah Wisman, Kemenparekraf Dorong Pengembangan Desa-desa Wisata

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:19

Pengamat: Prabowo Tidak Perlu Didesak Mundur

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:11

Rusia Ragu ISIS Pelaku Serangan Moskow, Kembali Sudutkan Ukraina

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:05

Golkar Terancam Jadi Partai Keluarga Bila Dipimpin Jokowi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:00

Astronom Kerajaan Inggris Sarankan Pengiriman Robot ke Ruang Angkasa

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:57

Rapat Paripurna ke-14, 272 Anggota DPR Bolos

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:38

Genjot Wisman Jepang, Kemenparekraf Gandeng Garuda Indonesia

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:35

Kepala Intelijen Rusia Lakukan Kunjungan ke Korea Utara

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:29

Selengkapnya