Berita

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto/Repro

Politik

Intimidasi Dan Pembungkaman Dengan Modus Tes Swab Adalah Ancaman Serius Bagi Demokrasi

JUMAT, 22 JANUARI 2021 | 09:35 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pembungkaman dengan modus tes swab Covid-19 merupakan kejahatan kemanusiaan dan ancaman serius bagi kehidupan demokrasi di Indonesia.

Begitu yang disampaikan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, soal video yang dibuat Koran Tempo terkait adanya dugaan bahwa tes swab Covid-19 merupakan modus baru pembungkaman.

Pada video tersebut, dijelaskan ada upaya pembungkaman yang dialami tiga aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Timur (Kaltim) dengan modus tes swab.


"Modus pembungkaman aktivis Walhi Kaltim oleh orang yang mengaku sebagai pihak yang berwenang melakukan swab test mesti diusut tuntas," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/1).

Karena, kata Satyo, upaya intimidasi dan pembungkaman dengan menggunakan modus tersebut sangat berbahaya bagi tenaga kesehatan yang berdiri di garis depan penanganan Covid-19.

"Jika kelompok tersebut menggunakan alat-alat berbahaya sehingga jatuh korban dari kalangan aktivis, yang akan dituntut pertanggungjawaban adalah pihak berwenang di sektor kesehatan dan satgas covid," jelas Satyo.

Dengan demikian, mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) ini berharap pihak Polri di bawah kepemimpinan Listyo Sigit Prabowo nanti bisa mengungkap aktor dan pelaku upaya intimidasi kepada aktivis dengan modus tes swab.

"Segala modus intimidasi dan pembungkaman oleh pemerintah apalagi oleh korporasi adalah kejahatan kemanusiaan dan ancaman serius untuk demokrasi, hak menyatakan pendapat dan memberitakan kebenaran di Republik ini dijamin oleh UU," pungkas Satyo.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya