Berita

Ketua Aliansi untuk Kosovo (ABK) dan calon presiden Kosovo, Ramush Haradinaj, dalam presentasi program partai pada Senin 18 Januari 2021/Net

Dunia

Kecewa Dengan UE, Kosovo Putuskan Untuk Ambil Sikap Dalam Waktu Dekat

SELASA, 19 JANUARI 2021 | 11:49 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketua Aliansi untuk Kosovo (ABK) yang juga adalah calon presiden Kosovo, Ramush Haradinaj, mengatakan bahwa Uni Eropa (UE) telah mengabaikan negara itu. Ia bahkan menuduh UE mendorong Kosovo untuk bersatu dengan tetangganya, Albania.

Selama presentasi program partainya menjelang pemilihan parlemen awal yang akan berlangsung pada 14 Februari, Haradinaj mengkritik serius UE.

Jika sikap UE terus menerus mengabaikan Kosovo dan lebih senang melihat masalah Kosovo dan Serbia membeku, dan jika Kosovo tidak melihat kemajuan apa pun, Haradinaj mengungkapkan ia sudah tidak tahu lagi apa yang akan terjadi.

"Jika Kosovo tidak dekat dengan NATO, jika tidak ada pembebasan rezim visa dengan UE, jika tidak ada pengakuan (kemerdekaan Kosovo) oleh lima negara anggota UE, jika kita tidak mengetuk pintu PBB, apa selanjutnya?" kecam Haradinaj, seperti dikutip dari N1.

"Haruskah kita menerima apa yang mereka coba katakan kepada kita bahwa Kosovo lelah, lemah?”

Ia menekankan bahwa Pristina tidak bisa menunggu sampai yang lain siap. Menurutnya, Kosovo harus memutuskan apa yang akan terjadi selanjutnya, bukan hanya diam menunggu atau mendengarkan saja.

Selama lebih dari 20 tahun Kosovo telah mendukung pembentukan Euro-Atlantik, setta menjadi bagian dari Uni Eropa dan NATo juga PBB. Untuk itu, Kosovo merasa perlu untuk mendapatkan perhatian dari mereka mengenai pengakuan kemerdekaan Kosovo dari Serbia. Bukan malah mendesak untuk bersatu dengan Albania.

Namun begitu Haradinaj mengatakan ia akan berupaya mengadakan referendum tentang penyatuan dengan Albania.

"Jika UE menginginkan, Uni Eropa dapat membujuk lima negara anggota blok tersebut untuk mengakui Kosovo sebagai negara merdeka, alih-alih membiarkan rakyat Kosovo terisolasi. Sesekali memberi tahu mereka, bahwa Anda yang harus disalahkan untuk ini," ujar Haradinaj.

Albania adalah satu-satunya negara yang mengakui kemerdekaan Republik Kosovo, yang telah diproklamasikan merdeka pada tahun 1991. 

Status Kosovo sebagai bangsa tetap menjadi masalah perselisihan internasional yang membuatnya sulit untuk bisa bergabung dengan PBB.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya