Berita

Partai Golkar/RMOL

Politik

Catatan Sejarah, Ketum Golkar Yang Mencalonkan Diri Jadi Presiden

SENIN, 18 JANUARI 2021 | 17:41 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sejarah pemilihan presiden (Pilpres) tidak selalu berpihak kepada Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar).

Peneliti Institut Riset Indonesia (INSIS), Dian Permata mengatakan, posisi ketum partai politik dianggap telah memiliki silver ticket untuk masuk garis edar calon presiden dalam kontestasi elektoral Pilpres

"Silver ticket dapat terkonversi menjadi golden ticket apabila partai yang dipimpinnya memperoleh perolehan suara signifikan pada pemilu," ujar Dian kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (18/1).


Golkar sendiri kata Dian, pada Pemilu 2019 menempati posisi ketiga di bawah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Sehingga, jika menggunakan basis data 2019 itu, kata Dian, peluang Golkar mencalonkan capres dari internal sangat terbuka lebar.

Tetapi, sambungnya, Golkar harus melihat catatan sejarah di mana jika ketua umum mereka menjadi capres, maka kemenangan tidak dapat diraih.

"Itu dapat dilihat dari 2009 saat mencalonkan Jusuf Kalla. Hanya saja, sejarah di pilpres tidak selalu berpihak kepada Golkar. Setiap ketua umum yang dicalonkan Golkar menuai hasil negatif. Sebagai contoh 2009 saat Jusuf Kalla berpasangan dengan Wiranto," jelasnya.

Bahkan masih kata Dian, pada Pilpres 2004 dan 2009, kandidat internal yang diusung Golkar juga tidak membawa angin kemenangan.

"Yang menarik, di 2004, saat SBY berpasangan dengan JK, di putaran pertama Pilpres, Golkar tidak mendukung pasangan tersebut. Barulah di putaran kedua, Golkar berbalik arah mendukung JK dan tidak menang," terang Dian.

Sehingga, kata Dian, pilpres 2004 dan 2009 menjadi pelajaran berharga bahwa Golkar memiliki masalah soal tingkat kesolidan jika berbicara dalam konteks kontestasi di pilpres.

"Ketua Umum Golkar saat ini, Airlangga Hartanto harus mengerti betul suasana kebatinan tingkat kesolidan internal. Faksionalisasi yang kuat masih dituduh menjadi biang kerok tidak solidnya Golkar," tutur Dian.

"Sebagaimana kita ketahui, ada sejumlah faksionalisasi di Golkar. Sebut saja seperti Airlangga, Bambang Soesatyo, atau faksi nama-nama lama seperti Akbar Tandjung, Agung Laksono, Jusuf Kalla hingga Luhut," sambungnya.

Artinya, jika silver ticket yang digenggam Airlangga di top up menjadi golden ticket. Maka politik akomodasi menjadi salah satu pilihan yang harus diambil untuk memuluskan rencana dan menyolidkan internal Golkar.

"Selain itu, internalisasi Airlangga juga harus dihitung. Apakah dia mampu mengkapitalisasi posisinya dia saat sebagai menteri di kabinet Jokowi? Data saat ini, top of mind pemilih bahwa Airlangga belum masuk di lima besar di benak atau ingatan pemilih soal nama-nama calon presiden," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya