Berita

Pasukan keamanan Guatemala berusaha menahan migran dari Honduras untuk masuk/Net

Dunia

Pasukan Keamanan Guatemala Pukul Mundur Ribuan Migran Honduras Dengan Gas Air Mata

SENIN, 18 JANUARI 2021 | 09:51 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ribuan migran dari Honduras yang berbondong-bodong berjalan kaki mencapai Amerika Serikat (AS) berusaha dibubarkan oleh pasukan keamanan Guatemala dengan tembakkan gas air mata.

Pasukan keamanan Guatemala tampak mengepung karavan migran di sebuah jalan di kota Vado Hondo, dekat perbatasan dengan Honduras pada Minggu (17/1).

Ledakan tabung gas dan asap membuat banyak migran mundur, namun beberapa di antaranya juga masih berjuang untuk melewati penjaga keamanan, sementara yang lainnya melarikan diri ke pegunungan terdekat.

Beberapa migran juga menjatuhkan barang-barang mereka. Di sisi lain, tentara berseragam dengan pentungan dan perisai plastik memukul mundur orang-orang yang mencoba menerobos pagar.

Seorang pejabat kesehatan daerah, yang tidak menyebutkan namanya, mengatakan beberapa migran dipukul dan terluka, seperti dikutip TRT World.

"Mereka tidak punya hati, kami mempertaruhkan nyawa kami. Tidak ada pekerjaan di Honduras," keluh seorang migran berusia 29 tahun, Dixon Vazquez.

Meski begitu, kepala migrasi Guatemala Guillermo Diaz bersikeras para migran tidak akan bisa lewat dan harus kembali.

"Siapa pun yang ingin memasuki Guatemala akan membutuhkan dokumen perjalanan resmi dan tes Covid-19 negatif," ujar Diaz.

Agen perbatasan meminta surat-surat kepada para migran, dan bukti tes virus korona negatif, tetapi tampaknya membiarkan banyak yang tidak memenuhi persyaratan itu.

Otoritas migrasi mengatakan hampir 1.400 orang di karavan telah dikembalikan ke Honduras pada Minggu, termasuk 192 anak-anak.

Para pejabat mengatakan sedikitnya 6.000 orang telah tiba di Vado Hondo dari sekitar 9.000 orang yang meninggalkan Honduras dalam beberapa hari terakhir.

Gelombang migran sendiri muncul menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden yang diharapkan memiliki kebijakan lebih longgar pada migran.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya