Berita

Menteri Luar Negeri Prancis Jean Yves Le Drian/Net

Dunia

Prancis: Kebijakan Tekanan Maksimum Tak Berhasil, AS Harus Kembali Ke Kesepakatan Nuklir Iran

MINGGU, 17 JANUARI 2021 | 16:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kembalinya Amerika Serikat (AS) ke dalam kesepakatan nuklir Iran atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) sangat penting dan mendesak.

Itu karena kebijakan tekanan maksimum yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump tidak berhasil dan hanya meningkatkan risiko ancaman.

Begitu yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Prancis Jean Yves Le Drian dalam sebuah wawancara dengan Journal du Dimanche pada Sabtu (16/1).

"(Kebijakan tekanan maksimum) harus dihentikan karena Iran, saya katakan ini dengan jelas, sedang dalam proses memperoleh kapasitas (senjata) nuklir," ujarnya, seperti dikutip Sputnik.

Le Drian mengatakan tidak akan cukup bagi kedua belah pihak untuk hanya kembali ke JCPOA, tetapi juga menekankan pentingnya merundingkan proliferasi balistik dan destabilisasi Iran terhadap tetangganya di kawasan.

Pada hari yang sama, Prancis bersama dengan Inggris dan Jerman merilis pernyataan bersama yang mengungkap keprihatinan mereka terhadap program pengembangan uranium yang dilakukan oleh Iran.

"Iran tidak memiliki penggunaan sipil yang kredibel untuk logam uranium. Produksi logam uranium memiliki potensi implikasi militer yang serius. Di bawah JCPOA, Iran berkomitmen untuk tidak terlibat dalam produksi logan uranium atau melakukan penelitian dan pengembangan uranium metalurgi selama 15 tahun," ujar mereka.

Sementara itu, Presiden terpilih AS Joe Biden saat ini dilaporkan sudah mulai melakukan pembahasan dengan Iran terkait rencananya untuk memasukan kembali AS ke dalam JCPOA.

Di bawah pemerintahan Trump, AS keluar dari JCPOA pada 2018. Setelah itu Washington menerapkan kebijakan tekanan maksimum pada Teheran dengan melayangkan banyak sanksi.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya