Berita

Laporan BPS menunjukkan neraca perdangangan di Papua mengalami surplus/Ist

Bisnis

Di Tengah Peningkatan Kasus Covid-19, Neraca Perdagangan Provinsi Papua Alami Surplus

MINGGU, 17 JANUARI 2021 | 02:32 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Provinsi Papua pada periode Desember 2020 mengalami surplus sebesar 407,13 juta dolar AS atau 7,23%. Adapun komoditas yang meyumbang surplus terbesar adalah ekspor nonmigas.

“Komoditas yang meyumbang surplus lumayan besar adalah ekspor bijih tembaga dan konsentrat (HS26) dan ekspor kayu dan barang dari kayu (HS44). Walaupun kita dalam kondisi Covid-19 dan banyak prediksi tentang perkembangan ekonomi tetapi ekspor Papua menunjukkan nilai yang meningkat," ujar Kepala BPS Provinsi Papua, Adriana Helena Corolina, Jumat (15/1), dikutip Kantor Berita RMOLPapua.

Adriana Helena Corolina menjelaskan, berdasarkan golongan HS 2 dijit, yang meningkat paling tinggi adalah ekspor bijih tembaga dan konsentrat (HS26) yang mana pada Desember 2020 mengalami kenaikan 400,23 juta dolar AS atau meningkat 9,08% dibandingkan dengan bulan sebelumnya senilai 366,90 juta dolar AS.

Sedangkan ekspor golongan kayu dan barang dari kayu (HS44) pada Desember senilai 6,9 juta dolar AS, mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya senilai 12,79 juta dolar AS. Pada Desember tidak terdapat ekspor golongan ikan dan hewan air lainnya (HS03).

Secara kumulatif, ekspor Papua ke 6 negara antara lain ke Jepang, India, dan Korea Selatan periode Desember 2020 mengalami peningkatan dibanding dengan bulan sebelumnya.

Kemudian rkspor Provinsi Papua menurut negara tujuan, Jepang mendominasi sebesar 150,37 juta dolar AS atau 36,93%. Selanjutnya India dengan nilai ekspor 100,93 juta dolar AS atau 24,79%, dan Korea Selatan 75,41 juta dolar AS atau 18,52% dari total ekspor Papua.

Secara Year on year dari nilai ekspor Papua dari Januari-Desember 2020 adalah senilai 1.917,37 juta dolar AS. Meningkat sebesar 58,49% dibandingkan total ekspor Januari-desember 2019 yang senilai 1.209,75 juta dolar AS.

Adriana Helena juga menyampaikan perkembangan impor di Provinsi Papua pada Desember 2020 yang tercatat senilai 24,42 juta dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 44,28% bila dibandingkan dengan impor pada November 2020 yang senilai 16,93 juta dolar AS.

Bila dilihat secara year on year impor Provinsi Papua pada Desember mengalami peningkatan sebesar 11,92% dibandingkan dengan Desember 2019.

Untuk I=impor 10 golongan nonmigas utama pada Desember 2020 tercatat sebesar 8,53 juta dolar AS atau mengalami penurunan 6,51% bila dibandingkan November 2020 yang sebesar 9,13 juta dolar AS.

Data BPS juga menunjukkan bahwa ada 3 negara pemasok barang terbesar ke Papua pada Desember 2020. Yaitu Australia senilai 8,2 juta dolar AS (33,59%), Malaysia dengan impor senilai 6,72 juta dolar AS (27,51%), dan Singapura senilai 5,61 juta dolar AS atau 22,97% dari total impor Papua.

Total impor kumulatif Provinsi Papua pada periode Januari-Desember 2020 senilai 199,46 juta dolar AS atau menurun 43,87% bila dibandingkan total impor kumulatif pada periode Januari-Desember 2019 senilai 355,35 juta dolar AS.

Impor nonmigas terbesar berada pada golongan barang-barang dari besi dan baja (HS73) yaitu sebesar 19,47% dari total impor secara kumulatif dari Januari-Desember 2020.

"Neraca perdagangan provinsi Papua, pada Desember 2020 menunjukkan atau mengalami surplus sebesar 382,71 juta dolar AS. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impor, nilai ekspor pada Desember 2020 tercatat senilai 407,13 juta dolar AS sedangkan nilai impor Papua pada Desember 2020 sebesar 24,42 juta dolar AS.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Provinsi papua pada Januari-Desember 2020 mengalami surplus sebesar 1.717,91 juta dolar AS. Nilai ekspor kumulatif dari Januari-Desember 2020 senilai 1.917,37 juta dolar AS, sedangkan nilai impor kumulatif Januari-Desember 2020 199,46 juta dolar AS.

Neraca perdagangan Propinsi Papua kumulatif Januari-Desember 2020 mengalami peningkatan 101,07% jika dibandingkan dengan neraca perdagangan kumulatif Januari-Desember 2019 yang senilai 854,40 juta dolar AS.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Banjir Lahar Dingin Semeru Bikin 9 Kecamatan Terdampak

Sabtu, 20 April 2024 | 09:55

Huawei Rilis Smartphone Flagship Pura 70, Dibanderol Mulai Rp12 Jutaan

Sabtu, 20 April 2024 | 09:41

Liga Muslim Dunia Akui Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:36

3 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru

Sabtu, 20 April 2024 | 09:21

BSJ Pecahkan Rekor MURI Pagelaran Tari dengan Penari Berkebangsaan Terbanyak di HUT ke-50

Sabtu, 20 April 2024 | 09:10

Belajar dari Brasil, Otorita IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Ibu Kota dengan Kota Brasilia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56

Vellfire dan Lexus Harvey Moeis Dikandangin Kejagung

Sabtu, 20 April 2024 | 08:52

Bertemu Airlangga, Tony Blair Siap Bantu Tumbuhkan Ekonomi Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:25

Kemendag Siapkan Langkah Strategis Tingkatkan Indeks Keberdayaan Konsumen

Sabtu, 20 April 2024 | 08:19

Australia Investasi Rp10 Triliun untuk Dukung Transisi Net Zero di Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 07:58

Selengkapnya