Berita

Presiden AS Donald Trump/Net

Dunia

Bagai Ledakan Nuklir, Langkah Media Sosial Larang Akun Trump Punya Konsekuensi Lebih Besar

JUMAT, 15 JANUARI 2021 | 08:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Rusia ikut berkomentar perihal langkah raksasa media sosial, seperti Facebook dan Twitter, yang menghapus akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump usai kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova bahkan menganalogikan langkah tersebut seperti halnya "ledakan nuklir" di sektor siber yang mengancam nilai-nilai demokrasi Barat.

"Baru-baru ini, semua platform media sosial utama AS melarang akun presiden AS. Untuk melakukan ini tidak diperlukan keputusan pengadilan atau setidaknya pendapat dari beberapa badan etika khusus,' ujar Zakharova pada Kamis (14/1), seperti dikutip Sputnik.


"Mereka hanya memutus akun resmi dengan jutaan pengikut. Bahkan mitra paling setia di AS yang tentunya tidak memiliki sentimen terhadap Donald Trump tidak mentolerir serangan terhadap nilai-nilai Barat ini," tambahnya.

Bagaikan ledakan nuklir, menurutnya, konsekuensi dari langkah tersebut akan lebih besar daripada pelarangan akun Trump itu sendiri.

"Nilai-nilai demokrasi yang dipromosikan komunitas Barat mengalami pukulan," ucapnya.

Kerusuhan di Capitol Hill menjadi malapetaka, khususnya untuk Trump yang menghitung hari di kursi kepresidenannya. Banyak pihak menganggapnya sebagai dalang dari kerusuhan karena mengajak para pendukungnya untuk berkumpul di Capitol pada hari diselenggarakannya sidang Kongres.

Para pendukung Trump kemudian bentrok dengan polisi, merangsek masuk ke gedung, menghancurkan properti. Lima orang tewas dalam insiden tersebut.

Kelanjutannya, Facebook, Twitter, Snapchat, hingga YouTube melarang akun Trump. Pada saat yang sama, Google, Apple, dan Amazon menangguhkan layanan mereka ke Parler, jaringan sosial yang populer di kalangan pendukung Trump.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya