Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Demi Keselamatan Publik, Snapchat Ikut Singkirkan Akun Donald Trump Secara Permanen

KAMIS, 14 JANUARI 2021 | 12:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Snapchat mengikuti langkah sejumlah platform media sosial untuk menyingkirkan Presiden AS Donald Trump dari situs mereka secara permananen pada Rabu (13/1) waktu setempat.

Juru bicara Snapchat mengatakan langkah itu dilakukan demi keselamatan publik karena Trump dinilai telah mendorong dan menghasut kekerasan, hal yang bertentangan dengan pedoman platform tersebut

"Demi keselamatan publik dan berdasarkan upayanya untuk menyebarkan informasi yang salah, perkataan yang mendorong kebencian, dan menghasut kekerasan, yang jelas merupakan pelanggaran pedoman kami, kami telah membuat keputusan untuk secara permanen menghentikan akunnya," kata juru bicara, seperti dikutip dari Fox News, Kamis (14/1).


Pihak Snapchat menilai tindakan tersebut diambil setelah mempertimbangkan efek jangka panjang pasca kerusuhan di Capitol Hill yang dilakukan oleh ribuan loyalis Trump pada 6 Januari lalu.

Snapchat pernah mengambil tindakan terhadap Presiden Trump pada bulan Juni tahun lalu dengan berhenti mempromosikan akun presiden di platform Discover. Langkah itu sebagai upaya membatasi jangkauannya ke pelanggan dan mereka yang mencarinya.

"Kami tidak akan memperkuat suara yang menghasut kekerasan dan ketidakadilan rasial dengan memberi mereka promosi gratis di Discover," kata perusahaan tersebut pada saat itu.

Sejak itu, Snapchat berulang kali menghapus konten Trump dan mengirim lusinan peringatan kepada presiden dan timnya karena melanggar pedoman komunitas dan persyaratan layanannya.

Persyaratan tersebut melarang penyebaran informasi yang salah, perkataan yang mendorong kebencian, pemujaan, atau hasutan untuk melakukan kekerasan.

Langkah serupa dilakukan oleh Facebook dan Twitter pada pekan lalu. YouTube juga ikut melakukan pemblokiran.

Ini akan menjadikan hari-hari terakhir Donald Trump sebagai Presiden AS, akan sangat berbeda, setelah hampir seluruh platform media sosial kompak menyingkirkannya.

YouTube pada Selasa (12/1) waktu setempat bahkan menghapus video yang baru-baru ini diunggah Trump  karena dianggap telah melanggar kebijakan yang menghasut kekerasan.

"Mengingat kekhawatiran tentang potensi kekerasan yang sedang berlangsung, kami menghapus konten baru yang diupload ke saluran Donald J. Trump karena melanggar kebijakan kami," kata YouTube dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Rabu (13/1).

“Saluran tersebut sekarang untuk sementara dicegah mengupload konten baru selama 'minimal' 7 hari,” bunyi pernyataan itu.

Langkah Snapchat yang memblokir Trump mendapat tanggapan serius dari netizen alh-alih mendukung upaya tersebut.

"Mungkin Snapchat bisa meluangkan waktu untuk melarang para pengedar seks dan pengedar narkoba dalam kontennya," ujar netizen di bawah berita pembelokiran Snapchat.

"Kebebasan berbicara mungkin adalah hak kita yang paling suci. Agak menyedihkan betapa banyak orang tidak menghargainya." kata yang lain.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya