Berita

Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep/Net

Politik

Kaesang Insider Trading? PKS: Anak Presiden Mestinya Jangan Buat Aksi Yang Bisa Dianggap Memanfaatkan Kekuasaan

KAMIS, 14 JANUARI 2021 | 11:23 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kicauan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep yang seolah memberi kode pergerakan saham tertentu terus menuai polemik.

Dalam kicauan itu, Kaesang seolah mengetahui bahwa saham PT Kimia Farma akan naik. Sejalan itu, Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan vaksin gratis dan kemudian harga saham terbang tinggi sebagaimana diprediksi Kaesang.

Banyak pihak menuding adik Gibran Rakabuming Raka itu melakukan praktik insider trading. Yaitu, praktik ilegal dalam dunia investasi, di mana seorang investor mendapat informasi yang pasti perihal peluang keuntungan dalam transaksi jual beli saham.

Menanggapi itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai apa yang dilakukan Kaesang adalah fenomena baru. Menurut dia, anak presiden seharusnya menjaga etika dengan tidak berperilaku seperti memanfaatkan kekuasaan ayahnya yang menjadi orang nomor satu di Indonesia.

"Ini fenomena baru. Anak presiden mestinya menjaga etika dengan tidak melakukan aksi yang dapat dianggap memanfatkan kedekatan dengan kekuasaan Presiden," kata Mardani kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (14/1).

Mardani menilai wajar apabila prediksi Kaesang itu hanyalah inisiatif pribadi. Namun, jika ada anggapan masyarakat bahwa Kaesang seperti insider trading juga tidak bisa disalahkan.

Sebab, Kaesang seolah mengetahui lebih dulu bahwa saham KAEF (PT Kimia Farma Tbk) bakal bergerak positif dan disusul kebijakan Presiden Jokowi menggratiskan vaksin Covid-19.

"Boleh jadi Kaesang inisiatif pribadi, tapi boleh jadi juga khususnya terkait pengumuman vaksin gratis tahu lebih dulu. Susah memastikannya. Persepsi bahwa itu semacam insider trading tidak bisa disalahkan," ujar Mardani.

"Menjadi keluarga Presiden memang berakibat mengecilnya ruang aktivitas privat karena mereka diharapkan menjadi contoh pelaksanaan etika kekuasaan di ruang publik," imbuh dia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya