Berita

Presidium KMAI, Rochmat Wahab/Repro

Politik

KAMI Soroti Insiden Kematian Laskar FPI Dan Ketidakadilan Hukum Di Indonesia

SELASA, 12 JANUARI 2021 | 20:06 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Negara seharusnya hadir untuk melindungi tumpah darah, bukan menumpahkan darah rakyat sendiri.

Begitu yang disampaikan oleh Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) saat menyampaikan pandangan soal Tatapan Indonesia 2021 yang bertajuk "Negara dan Bangsa Indonesia Dalam Kondisi Bahaya".

Dalam poin ketiga soal hukum ini, Rochmat mengatakan bahwa, keberadaan pemerintah, TNI-Polri dan seluruh perangkat negara hanya memegang mandat dan amanah untuk melindungi segenap rakyat Indonesia.


Dari kata segenap itu kata Rochmat, menekankan bahwa tidak boleh satupun nyawa rakyat Indonesia tindak terlindungi.

Karena, jika ada satu nyawa rakyat Indonesia yang tidak terlindungi, maka sebagai bangsa Indonesia telah tidak lagi genap.

Artinya,dalam pandnagan KAMI  jika ada darah yang menetes dari seorang rakyat Indonesia, maknanya sama dengan dengan mengoyak seluruh tumpah darah rakyat Indonesia.

Dalam kaitan itu, Rochmat memberikan contoh terjadinya peristiwa tragedi kemanusiaan di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek yang telah menewaskan 6 laskar pengawal Habib Rizieq Shihab.

"Negara seharusnya hadir untuk melindungi tumpah darah, bukan menumpahkan darah rakyat sendiri secara semena-mena dan biadab," tegas Rochmat.

Selain itu, Rochmat juga membeberkan soal hukum yang dianggap tidak adil. Dimana, pelanggaran hukum yang dilakukan oleh orang yang dekat dengan kekuasaan, diperlakukan dengan istimewa.

Hal itu berbanding terbalik terhadap pihak yang berseberangan yang sangat mudah menjadi pesakitan dan diproses secara ketat yang dianggap sebagai proses hukum yang penuh direkayasa.

"Hukum telah diterapkan semau-maunya sendiri, sebagaimana dalam kasus Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Anton Permana, Habib Rizieq Shihab dan para aktivis lainnya. Seyogyanya mereka segera dibebaskan, tanpa syarat," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya