Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf/Net

Politik

KPK Temukan 16,7 Juta Sasaran Bansos Tanpa NIK, Gde Siriana: Potensi Kerugian Negara Rp 5 Triliun

SELASA, 12 JANUARI 2021 | 00:44 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendesak Kementerian Sosial memperbaiki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi basis data penerima bantuan sosial.

Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan mengatakan, dalam catatan KPK ada sebanyak 16,7 juta sasaran bansos tidak punya Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Hal tersebut disampaikan Pahala bersama Wakil Ketua KPK, Nuruf Ghufron saat menerima kunjungan Menteri Sosial, Tri Rismaharini di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (11/1).

"KPK menemukan 16,7 juta orang tidak ada NIK (Nomor Induk Kependudukan) tapi ada di DTKS yang isinya ada 97 juta individu tapi 16 juta itu tidak yakin ada atau tidak orangnya jadi kami sampaikan dari dulu hapus saja 16 juta individu itu," kata Pahala.

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf menekankan, bahwa soal temuan KPK harus betul-betul dikaji dengan cermat.

"Jika temuan KPK benar maka sangat mungkin tidak ada wujud manusianya," ujar Gde Siriana dalam keterangannya, Senin (11/1).

Pasalnya, kata dia, jika benar adanya temuan KPK. Maka, potensi kerugian negara dari anggaran bansos tidak bisa dikatakan sedikit.

"Jika dikalikan nilai paket bansos Rp 300 ribu, maka potensi kerugian negara lebih dara Rp 5 triliun. Nilai yang fantastis," terangnya.

Lanjutnya, pendalaman itu juga akan bisa menelusuri kemana saja aliran uang potensi kerugian negara. Terlebih, KPK berhasil mengungkap korupsi bansos yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.

"Apakah masuk akal (uang korupsi) hanya dinikmati Juliari saja?" tanyanya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya