Berita

Pengunjuk rasa bentrok dengan aparat di depan Capitol Hill, Rabu 6 Januari 2021/Net

Dunia

Penyerbuan Capitol Hill, Netizen China: AS Akhirnya Merasakan Karma Dari Standar Gandanya Selama Ini

KAMIS, 07 JANUARI 2021 | 12:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kerusuhan yang terjadi di Capitol Hill di Amerika menjadi santapan netizen Tiongkok. Mereka beramai-ramai mengatakan bahwa apa yang terjadi di AS saat ini adalah 'karma' atas apa yang sering mereka katakan tentang kebijakan Beijing atas Hong Kong.

Pengguna web China sepertinya masih mengingat kesusahan dan kemarahan yang mereka rasakan ketika melihat perusuh di Hong Kong menyerbu Kompleks Dewan Legislatif, mencoret-coret grafiti, menghancurkan dan merampok barang.

Dan alih-alih mengutuk kekerasan, politisi AS saat itu malah memuji 'keberanian' massa. Media Barat juga mengkritisi 'pengekangan' para perusuh, dan Ketua DPR Nancy Pelosi bahkan menyebutnya sebagai 'pemandangan yang indah'.

Sekarang, 'pemandangan indah' ini sedang berlangsung di AS. Seorang netizen Tiongkok berkomentar, "Pelosi bisa menikmati pemandangan yang indah - bahkan di meja kantornya! Sudah sekian lama, politisi AS menyebut perusuh 'pejuang kemerdekaan' di negara lain. Sekarang, mereka akhirnya mendapat pembalasan!"

"Rasanya seperti menonton film aksi yang mendebarkan," ungkap netizen tersebut, seperti dikutip dari Global Times, Kamis (7/1).

Banyak netizen China mengaku dalam komentar mereka bahwa mereka melihat kekacauan di AS saat ini sebagai balas dendam.

"Setelah memicu begitu banyak kekacauan di seluruh dunia dengan dalih kebebasan dan demokrasi, AS akhirnya merasakan 'karma' dari standar ganda," kata mereka.

Shen Yi, seorang profesor di Sekolah Hubungan Internasional dan Urusan Masyarakat Universitas Fudan, mengatakan kepada Global Times bahwa komentar pengguna internet China tentang penyerbuan Capitol adalah "perasaan orang China yang polos dan benar dan tulus."

Apa yang terjadi di Capitol AS dan tanggapan AS terhadapnya telah meledakkan gelembung "demokrasi" dan "kebebasan" dan "nilai universal" yang telah lama digunakan AS untuk membujuk orang lain, kata Shen.

Penyerbuan Capitol AS terjadi pada titik simbolis transisi kekuasaan, dan ini pertama kalinya terjadi dalam sejarah AS. Netizen berkomentar bahwa momen simbolis ini dengan jelas menunjukkan 'jatuhnya mercusuar demokrasi'.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya