Berita

Aktivis pro-demokrasi Hong Kong yang ditahan/Net

Dunia

Hong Kong Diserbu Kecaman Internasional Atas Penangkapan 53 Aktivis Pro-Demokrasi

KAMIS, 07 JANUARI 2021 | 11:09 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Hong Kong mendapatkan kecaman beruntun dari komunitas internasional atas penangkapan dan penahanan 53 aktivis pro-demokrasi pada Rabu (6/1).

Sebanyak lebih dari 1.000 petugas polisi Hong Kong melaksanakan operasi penggerebekan besar-besaran di 72 tempat saat fajar.

Para aktivis yang ditangkap adalah mereka yang terkait dengan pemungutan suara terorganisir secara independen pada Juli 2019 untuk memilih kandidat oposisi dalam pemilihan legislatif.


AFP melaporkan, para aktivis ditahan atas tuduhan subversi di bawah UU keamanan nasional, dengan ancaman penjara hingga seumur hidup.

Insiden penangkapan tersebut disoroti oleh komunitas internasional, terutama negara-negara Barat yang menganggap Hong Kong telah kehilangan "otonomi"-nya.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menyebut penahanan para aktivis sebagai serangan menyedihkan terhadap hak dan kebabasan Hong Kong.

"(Beijing) dengan sengaja menyesatkan dunia tentang tujuan sebenarnya (dari UU keamanan nasional). Itu digunakan untuk menghancurkan perbedaan pendapat dan menentang pandangan politik," tambah Raab.

Nada serupa juga disuarakan oleh Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philipe Champagne yang menyerukan agar para aktivis yang ditahan dapat segera dibebaskan.

Lebih lanjut, Champagne menyebut penangkapan itu sebagai represi berat terhadap pluralisme politik dan erosi prinsip "satu negara, dua sistem".

Desakan agar para aktivis segera dibebaskan juga digaungkan oleh Uni Eropa hingga Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Polisi tidak menyebutkan nama mereka yang ditangkap, tetapi identitas mereka diungkapkan oleh akun media sosial dan organisasi mereka. Mereka termasuk mantan anggota parlemen, aktivis, dan orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu 2020, di antaranya James To, Lam Cheuk-ting, Benny Tai, dan Lester Shum.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya