Pemerintah Jepang memberlakukan keadaan darurat di Tokyo dan tiga prefektur lainnya/Net
Jepang akhirnya mendeklarasikan keadaan darurat selama satu bulan untuk ibukota Tokyo dan tiga prefektur lainnya untuk menghentikan lonjakan kasus Covid-19.
Pengumuman deklarasi keadaan darurat beserta pemberlakuan pembatasan akan diumumkan oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga dalam konferensi pers pada Kamis (7/1) pukul 6 sore waktu setempat.
Nantinya, keadaan darurat akan dimulai pada Jumat (8/1) di Tokyo, dan tiga prefektur tetangga, yaitu Saitama, Kanagawa, dan Chiba.
Dikutip
Reuters, menurut proposal yang dipaparkan oleh Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura, keadaan darurat akan berlaku hingga 7 Februari.
Pembatasan berpusat pada langkah-langkah untuk mencegah penyebaran di bar dan restoran, sebagai area paling berisiko. Tempat-tempat tersebut akan ditutup pada pukul 8 malam.
Selain itu, penduduk juga dilarang menghadiri acara yang tidak mendesak. Pihak berwenang kan membatasi penonton acara olahraga dan acara besar lainnya menjadi 5.000 orang.
Berbagai pembatasan itu dirumuskan dalam pertemuan pejabat pemerintah dengan para ahli pada pekan ini, dengan tujuan menghentikan penyebaran virus dengan kerusakan ekonomi sekecil mungkin.
Meski begitu, para ahli mengaku masih khawatir dengan rencana pemerintah yang mungkin tidak memadai karena kasus harian telah mencapai rekor tertinggi.
Pada Rabu (6/1), Jepang melaporkan kasus harian yang mencapai 6.000 untuk pertama kalinya, di mana 1.591 di antaranya berada di Tokyo.