Para pendukung Presiden Donald Trump merangsek masuk ke Capitol Hill, Washington DC, Amerika Serikat pada Rabu, 6 Januari 2021/Net
Kekacauan di tengah Sidang Kongres di Capitol, Amerika Serikat (AS) bukan hanya menjadi sorotan di dalam negeri, tapi juga dunia.
Kekacauan bermula ketika para pengunjuk rasa merangsek masuk ke gedung, bentrok dengan petugas polisi selama Sidang Kongres pengesahan kemenangan Joe Biden pada Rabu (6/1).
Dari berbagai laporan dan video yang tersebar, tampak situasi tidak terkendali. Para pendukung Presiden Donald Trump yang berupaya membatalkan pengesahan akhirnya membuat sidang ditutup.
Mikrofon sidang diambil alih pengunjuk rasa, beberapa lainnya melempar bangku, memecahkan kaca, dan merusak properti.
Sementara itu, para anggota Kongres dan wartawan tampak bersembunyi di bawah meja ketika para pengunjuk rasa menggedor-gedor pintu.
Situasi tersebut kemudian disoroti oleh sejumlah pemimpin dunia.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dalam akun Twitter-nya, menyesalkan insiden tersebut.
"Adegan memalukan di Kongres AS. Amerika Serikat mewakili demokrasi di seluruh dunia dan sekarang penting bahwa harus ada transfer kekuasaan yang damai dan tertib," kata Johnson.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga mengungkapkan keprihatinannya.
"Jelas kami prihatin dan kami mengikuti situasi dari menit ke menit. Saya pikir institusi demokrasi Amerika kuat, dan mudah-mudahan semuanya akan kembali normal segera," ujar Trudeau kepada stasiun radio News 1130 Vancouver.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa ia yakin AS akan mampu mengatasi kekacauan yang terjadi.
"Saya mengikuti dengan perhatian berita yang datang dari Capitol Hill di Washington. Saya percaya pada kekuatan demokrasi Amerika. Presidensi baru Joe Biden akan mengatasi ketegangan kali ini, menyatukan rakyat Amerika," tuturnya.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut protes kekerasan di Washington sebagai pemandangan yang mengejutkan dan mengatakan hasil dari pemilihan umum AS yang "demokratis" harus dihormati.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas meminta para pendukung Trump menghormati demokrasi.
"Trump dan pendukungnya akhirnya harus menerima keputusan pemilih Amerika dan berhenti menginjak-injak demokrasi. Musuh demokrasi akan senang melihat gambar-gambar luar biasa ini dari Washington DC," ucapnya.
Kementerian Luar Negeri Turki juga sudah merilis pernyataan yang mendesak semua pihak di AS menggunakan akal sehat dalam bertindak.
Lebih lanjut, kementerian juga meminta agar warga Turki di AS untuk menghindari area-area ramai dan tempat aksi protes berlangsung.
Pejabat Uni Eropa menyebut insiden tersebut sebagai serangan terhadap demokrasi AS.
Berbagai pernyataan lainnya juga muncul dari Rusia, Prancis, para pemimpin Uni Eropa, hingga asosiasi bisnis. Bahkan Twitter juga sudah menyatakan akan mengambil tindakan pada cuitan-cuitan yang menyerukan ancaman dan kekerasan.