Berita

KSAU 2002-2005, Chappy Hakim/Net

Pertahanan

Chappy Hakim: Jangankan Drone, Pesawat Terbang Tanpa Ijin Saja Kita Masih Kewalahan

SENIN, 04 JANUARI 2021 | 23:18 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kemampuan pertahanan Indonesia kian dipertanyakan, khususnya usai nelayan di Selayar, Sulawesi Selatan menemukan drone bawah laut pada akhir 2020 lalu.

Jika merunut ke belakang, penemuan serupa juga pernah terjadi di perairan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau pada 2019.

Pada awalnya, benda tersebut diduga rudal oleh nelayan. Tetapi kemudian ditemukan aksara China yang bertuliskan "China Shenyang Institute of Automation, China Academy of Scienes".

Tak ayal, penemuan tersebut semakin menggegerkan publik di Indonesia. Di mana benda yang kerap digunakan oleh militer itu berada di wilayah kedaulatan NKRI.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005, Chappy Hakim pun ikut memberikan komentarnya perihal penemuan drone tersebut.

Dalam sebuah opini yang dirilis pada Senin (4/1), Chappy mengimbau agar Indonesia meningkatkan kewaspadaan, khususnya di wilayah-wilayah yang rawan, seperti perbatasan perairan dan udara.

Mengingat drone sendiri adalah kendaraan tak berawak atau unmanned vehicle, yang kerap digunakan di udara dan air.

"Sebagai sebuah negara yang berbentuk kepulauan, maka kerawanan akan lebih banyak menyasar pada wilayah kritis, antara lain jalur perbatasan pada kawasan perairan dan udara," jelas dia.

Penemuan drone asing oleh nelayan sendiri, menurut Chappy, harus menjadi alarm aoarat pertahanan negara.

"Kita tidak mengetahui berapa banyak sebenarnya drone yang telah malang melintang di bawah permukaan perairan nusantara," ujar Chappy.

"Sementara di udara, jangankan drone, penerbangan pesawat terbang tanpa ijin saja, kita masih kewalahan untuk dapat mengatasinya," tambah dia.

Lebih lanjut, Chappy juga mengapresiasi nelayan yang menemukan drone tersebut karena telah menjadi warga negara yang memiliki kesadaran dalam berbangsa dan bernegara.

"Sekali lagi, sebagai negara yang berada dalam posisi menjadi perhatian dan kepentingan banyak negara lain, maka tanpa mendasari sikap kecurigaan yang berlebihan, maka faktor kewaspadaan sudah seharusnya menjadi pola berpikir standar pada ranah keamanan nasional," tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Puluhan Sepeda Motor Curian Diparkir di Polsek Tambora

Kamis, 25 April 2024 | 10:05

Kereta Cepat Whoosh Angkut 200 Ribu Penumpang selama Lebaran 2024

Kamis, 25 April 2024 | 09:56

9 Kandidat Bacalon Walikota Cirebon Siap Fit and Proper Test

Kamis, 25 April 2024 | 09:55

Usai Naikkan Suku Bunga, BI Optimis Rupiah akan Kembali ke Rp15.000 di Akhir Tahun

Kamis, 25 April 2024 | 09:51

Parpol Menuduh Pemilu Curang Haram Gabung Koalisi Pemerintah

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

Demokrat Welcome PKB Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

KPK akan Kembali Tangkap Bupati Mimika Eltinus Omaleng

Kamis, 25 April 2024 | 09:38

Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik, Begini Caranya

Kamis, 25 April 2024 | 09:37

Pembatasan Kendaraan Pribadi Belum Tentu Atasi Macet Jakarta

Kamis, 25 April 2024 | 09:28

Berantas Judi Online Harus Serius

Kamis, 25 April 2024 | 09:22

Selengkapnya