Berita

Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto /Net

Politik

Sudah 3 Drone Asing Masuk Wilayah NKRI, Pemerintah Harus Layangkan Protes Keras

SENIN, 04 JANUARI 2021 | 07:27 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintahan Joko Widodo didesak untuk melayangkan protes keras kepada negara yang mengirimkan drone bawah laut ke perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, jika drone selam yang ditemukan nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan terbukti milik China atau negara lain, maka pemerintah harus melakukan protes keras.

Apalagi, drone bawah air tersebut sudah masuk sangat dalam ke wilayah perairan Indonesia sebanyak 3 kali sejak tahun 2019.


“Jadi harus melayangkan protes keras,“ ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/1).

Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) ini menduga bahwa keberadaan drone tersebut terkait ketegangan di Laut China Selatan yang melibatkan China, Amerika, Korea Selatan, Jepang, Australia dan beberapa negara ASEAN yang berimbas ke keamanan wilayah perairan Indonesia.

Sebab Indonesia selalu terlibat sengketa batas perairan di laut Natuna Utara dengan RRC akibat klaim 9 garis putus China.

“Wilayah perairan Indonesia yang berada di jalur Asia-Pasifik sangat mungkin saja dapat dijadikan 'proxi' oleh negara lain yang sedang berkonflik tentu kita tidak mau wilayah kita dijadikan ‘battle ground’ pihak asing," jelas Satyo.

Dengan demikian, sambung Satyo, pemerintah harus segera meningkatkan pengawasan dan dibarengi dengan penempatan teknologi canggih.

"Kewaspadaan harus ditingkatkan dengan melalukan patroli pengawasan oleh Bakamla dan TNI AL. Sekaligus menempatkan radar-radar canggih alat pertahanan wilayah laut dan udara," pungkas Satyo.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya