Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ukraina Teken Kesepakatan 1,8 Juta Dosis Vaksin Sinovac China

KAMIS, 31 DESEMBER 2020 | 16:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Ukraina telah menandatangani kontrak untuk membeli 1,8 juta vaksin buatan China, Sinovac. Keterangan tersebut disampaikan kantor kepresidenan pada Rabu (30/12) waktu setempat. Selain mengumumkan kesepakan tersebut, mereka juga mengatakan bahwa suntikan diharapkan tersedia secepatnya.

"Kami melakukan negosiasi multi-bulan yang sangat aktif dan mendapatkan hasil yang konkret," kata Presiden Volodymyr Zelenskiy, seperti dikutip dari CGTN, Kamis (31/12).

Sebelumnya, Perdana Menteri Denys Shmygal mengatakan bulan ini bahwa suntikan pertama bisa terjadi pada Februari mendatang.


Dia juga mengatakan pemerintah berharap untuk menerima batch pertama dari delapan juta dosis vaksin di bawah fasilitas COVAX global, yang disiapkan untuk menyediakan vaksin ke negara-negara miskin, pada bulan Maret.

"Satu dosis vaksin Sinovac akan menelan biaya 504 hryvnias (sekitar18 dolar AS)," kata kantor kepresidenan, seraya menambahkan bahwa itu akan dipasok secara independen dari COVAX.

Infeksi virus corona di Ukraina mulai meningkat pada bulan September dan sejak saat itu jumlahnya terus meningkat, memicu beberapa penguncian nasional.

Pemerintah bulan ini mengatakan akan memberlakukan pembatasan ketat pada Januari, menutup sekolah, kafe, restoran, gym, dan pusat hiburan.

Hingga saat ini Ukraina telah mencatat sebanyak 1.045.348 kasus virus corona, dengan 18.324 kematian.

Sinovac berusaha untuk mengkonsolidasikan data dari uji coba global yang mencakup Indonesia, Chili, Turki, dan Brasil. Brasil telah melaporkan kemanjuran vaksin antara 50 dan 90 persen, setelah tiga kali menunda rilis data.

Di Indonesia, sebanyak 1,8 juta vaksin Sinovac telah tiba pada Kamis (31/12). Rencananya, vaksin yang baru tiba itu akan dibawa ke PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.

Minggu ini, dua dokter Turki mengatakan kepada Reuters bahwa setidaknya diperlukan beberapa minggu lagi agar hasil uji coba Sinovac terbukti menentukan karena ukuran sampel perlu bertambah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya