Berita

Pasukan tentara AS di Afganistan/Net

Dunia

Axios: China Yang Beri Tawaran Imbalan Nyawa Tentara AS Kepada Taliban

KAMIS, 31 DESEMBER 2020 | 11:41 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Polemik terkait imbalan nyawa tentara Amerika Serikat (AS) di Afganistan kembali muncul ke permukaan, setelah intelijen menemukan China yang berada di balik tawaran tersebut.

Beberapa bulan lalu, muncul isu yang menyatakan Rusia telah menawarkan imbalan kepada Taliban untuk membunuh pasukan tentara AS di Afganistan.

Sontak isu tersebut langsung dibantah, baik oleh Rusia dan Taliban. Di sisi lain, Presiden Donald Trump juga dikritik karena dianggap tidak tegas dengan kemunculan isu tersebut.


Namun pada Rabu (30/12), Axios yang mengutip dua pejabat senior pemerintahan AS menyebut, ternyata China yang memberikan imbalan tersebut.

Dua pejabat itu menyebut, intelijen telah memberikan laporan tersebut kepada Trump dalam pengarahan pada 17 Desember.

"AS memiliki bukti bahwa RRC (Republik Rakyat China) berusaha mendanai serangan terhadap prajurit Amerika oleh aktor non-negara Afganistan dengan menawarkan insentif keuangan atau bounties," ujar salah satu sumber tersebut.

Walaupun China dianggap berada "di luar" Afganistan, namun nyatanya Beijing telah mengundang pejabat Taliban untuk pembicaraan perdamaian.

Axios juga mencatat, senjata dan dana dari China juga ikut mengalir dalam konflik di Afganistan.

Pakar hubungan internasional Andrew Small mengatakan tindakan tersebut tidak sejalan dengan kebijakan khas China. Menurutnya, perdamaian di Afganistan adalah salah satu kepentingan yang sama antara China dan AS.

"Afganistan adalah salah satu wilayah yang sangat langka di mana AS dan China masih memiliki kemauan untuk bekerja sama di bidang yang penting," kata Small.

"Mereka tahu penarikan (pasukan AS) sedang berlangsung. Kita tidak berada dalam konteks di mana hal lain perlu terjadi pada pasukan AS di Afganistan. Tidak ada alasan untuk membuat tekanan tambahan pada pasukan AS," lanjutnya.

Menurut Axios, tidak jelas apakah Presiden terpilih Joe Biden atau anggota Kongres sudah diberikan pengarahan serupa mengenai informasi hal ini.

Tetapi jika benar, maka hubungan China dan AS akan semakin memburuk.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya