Berita

Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera/Net

Politik

Mardani Ali Sera: Kalau Jokowi Lapang Dada Dan Punya Etika, Prabowo-Sandi Tidak Akan Masuk Kabinet

SELASA, 29 DESEMBER 2020 | 13:41 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Peran kepala negara di rezim Joko Widodo saat ini dianggap tidak terlihat jika dibanding peran sebatas sebagai kepala pemerintahan.

Hal itu disampaikan oleh anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera saat menjadi narasumber di acara diskusi Obrolan Bareng Bang Ruslan yang digagas Kantor Berita Politik RMOL bertajuk "Refleksi 2020 dan Membaca Peristiwa Politik 2021".

"Sekarang ini kepala negara hampir tidak kelihatan perannya. Semuanya dipolitikin gitu, semua bajunya, baju kepala pemerintahan," ujar Mardani, Selasa (29/12).


Karena kata Mardani, kepala negara lebih menonjolkan unsur moral, etika, menyatukan bukan membelah, dan menjadi negarawan bukan politikus.

Mardani pun membeberkan sikap Presiden Jokowi yang lebih menonjolkan sebagai kepala pemerintahan. Yaitu, terkait dengan masuknya dua rival, Prabowo Subianto dan Sadiaga Uno di Pilpres 2019 menjadi menteri di kabinet.

"Kalau Pak Jokowi luar biasa lapang dada dan punya etika, dia tidak akan membiarkan Pak Prabowo dan Pak Sandi ditarik masuk gitu loh," katanya.

Pasalnya, sambung politisi PKS ini, sekalipun Prabowo dan Sandi mempunyai alasan tersendiri untuk menjadi menteri. Namun, jika Jokowi tidak membuka pintu, maka keduanya tidak akan bisa masuk kabinet.

"Yang sangat baik kalau Pak Jokowi berfikir demokrasi ini perlu kontestasi, demokrasi ini asasnya kompetisi, demokrasi ini asasnya perbedaan pendapat. Kalau gak ada kompetisi, gak ada perbedaan pendapat, tidak ada perbedaan, tidak ada oposisi, ya itu bukan demokrasi, kita kembali terjebak gitu," jelasnya.

Dengan masuknya Prabowo-Sandi di Kabinet Indonesia Maju (KIM), membuat rakyat menjadi membara.

"Di atas tuh diambil, tapi di bawahnya membara, dibawahnya repot. Nah itu malah buruk," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya