Berita

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD/Net

Politik

Mahfud: Kita Tidak Membuat HGU Yang Baru, Tapi Dianggap Biang Masalahnya

SENIN, 28 DESEMBER 2020 | 07:25 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Tidak sedikit masalah yang dihadapi pemerintahan Joko Widodo adalah persoalan yang timbul akibat dari kebijakan pemerintah sebelumnya.

Begitu kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat menjadi Keynote Speaker di acara Webinar Dewan Pakar MN KAHMI, Minggu malam (27/12).

"Masalah yang saya catat itu, masalah itu timbul karena sudah ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Dan kita lalu dibebani tugas untuk mengatasi problem-problemnya yang sudah dikunci," ujar Mahfud MD.

Ketua Dewan Pakar Majelis Nasional KAHMI ini lantas memberikan contoh beberapa persoalan yang terjadi sebelum pemerintahan Jokowi.

Di mana saat ini, kata Mahfud, banyak orang mempersoalkan penguasaan lahan tanah hingga ratusan ribu hektare.

Mahfud pun mengaku mempunyai daftar 14 grup yang menguasai tanah ratusan ribu hektare tersebut.

"Lalu dikatakan, pemerintah tidak adil, masa membuat HGU seperti itu, tidak adil kepada rakyat," kata Mahfud.

Padahal kata Mahfud, hal tersebut telah dilakukan sejak zaman Presiden Soeharto dan dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya.

"Dan kita (rezim Jokowi) tuh tidak ada yang membuat yang baru. Lalu kita lagi yang dianggap biang masalahnya gitu," keluh Mahfud.

Mahfud pun menyebut bahwa, jika tanah tidak digarap atau diberikan Hak Guna Usaha (HGU), maka lahan negara tidak akan produktif.

Sementara dengan pemberian HGU, maka akan banyak pendapatan, pertumbuhan ekonomi naik, lalu didistribusikan ke masyarakat sekitarnya.

“Sehingga kalau tanah itu tetap ditelantarkan sesudah di-HGU-kan, itu juga bisa diambil oleh negara, bisa dilakukan diberikan sanksi oleh negara," terang Mahfud.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

UPDATE

Perindo Mantap Dukung Duet Khofifah-Emil

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:56

Rupiah Kembali Perkasa ke Rp15.982 per Dolar AS

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:56

Johnny Depp Kemungkinan Besar akan Bermain Kembali di Pirates of the Caribbean 6

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:42

Dugaan Asusila Ketua KPU, DKPP Juga Hadirkan Desta

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:25

Usai Pabrik Tutup, Sepatu Bata Bakal Kumpulkan Para Pemegang Saham Dalam Waktu Dekat

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:23

Irlandia Bersiap Akui Negara Palestina, Israel Tidak Terima

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:18

Larangan Study Tour Pelajar Tidak Tepat

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:10

PBB Cabut Gugatan Sengketa Pileg Dapil Jayawijaya

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:09

OJK Dorong Peningkatan Literasi Keuangan untuk Para Guru

Rabu, 22 Mei 2024 | 11:06

Kasus Pungli Rutan, KPK Dalami Peran Azis Syamsuddin

Rabu, 22 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya