Berita

Bendera Uni Eropa dan Inggris/Net

Dunia

Inggris-Uni Eropa Terbitkan Dokumen Perjanjian Pasca Brexit Yang Bersejarah

MINGGU, 27 DESEMBER 2020 | 06:51 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Inggris dan Uni Eropa sudah menerbitkan dokumen lengkap perjanjian perdagangan pasca Brexit. Itu ditujukan untuk mengatur hubungan Inggris dengan Uni Eropa setelah keluar dari blok tersebut.

Dokumen setebal lebih dari 1.200 halaman itu diterbitkan pada Sabtu (26/12), atau hanya lima hari sebelum transisi Brexit berakhir.

Dikutip dari TRT World, dokumen itu menjabarkan rincian terkait kerja sama perdagangan, penegakan hukum, hingga penyelesaikan perselisihan antara Inggris dan Uni Eropa.

Kepala negosiator Inggris David Frost mengatakan, dokumen itu adalah salah satu perjanjian terbesar dan terluas yang penah ada. Mengingat tidak hanya mencakup perdagangan barang, tetapi juga jasa, penerbangan, transportasi jalan, jaminan sosial, hingga kerja sama kesehatan.

"Ini harus menjadi awal dari momen pembaruan nasional bagi kami," kata Frost.

Ia menegaskan, perjanjian tersebut memungkinkan Inggris untuk meninggalkan pasar tunggal dan serikat pabean tanpa bersekutu dengan Uni Eropa dan Pengadilan Eropa.

Dalam kata pengantar salinan dokumen yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan perjanjian itu telah dipertimbangkan dengan hati-hati untuk menguntungkan semua orang, serta melestarikan perdagangan bebas bagi jutaan orang di Inggris dan di seluruh Eropa.

"Sementara kami membuat kompromi yang adil selama negosiasi, kami tidak pernah goyah dari tujuan memulihkan kedaulatan nasional," begitu kata pengantar dari Johnson.

Dalam sebuah artikel di The Times, menteri senior Michael Gove menilai kesepakatan itu akan memungkinkan Inggris membawa inovasi dan investasi ke bagian-bagian negara yang mengalami kemerosotan ekonomi.

Ia menambahkan, masih ada perubahan signifikan yang harus disiapkan oleh pelaku bisnis dalam jangka pendek.

Untuk meratifikasi kesepakatan itu, parlemen Inggris dipanggil kembali untuk duduk pada Rabu (30/12). Parlemen diperkirakan akan memberikan persetujuan setelah oposisi menyatakan dukungannya.

Di Brussel, Komisi Eropa juga sudah mengusulkan perjanjian itu diterapkan untuk sementara hingga 28 Februari.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya