Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Net

Politik

Reshuffle Ambyar Bak Kurang Garam Karena Tak Menyentuh Menkeu, Persoalan Yang Sesungguhnya

JUMAT, 25 DESEMBER 2020 | 22:19 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Perombakan Kabinet Indonesia Maju di periode kedua Joko Widodo dianggap belum menyentuh pos-pos kementerian yang layak untuk diganti.

Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, salah satu pos yang patut dirombak adalah Kementerian Keuangan.

"Resuffle ambyar karena kurang garam sebab tidak menyentuh persoalan sesungguhnya, persoalan terberat selain mengendalikan pandemi Covid-19 adalah menggerakan perekonomian," kata Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (25/12).


Menurutnya, buruknya kinerja Kementerian Keuangan membuat sebagian pihak pesimis bahwa ekonomi tahun depan akan tumbuh. Kinerja kementerian ini pula yang dianggapnya menjadi sebab pemulihan ekonomi di tengah pandemi masih lambat.

"Konsumsi yang rendah akibat sulitnya likuiditas masyarakat dan penurunan produktifitas hampir terjadi di semua sektor perekonomian," kata mantan Sekretaris ProDEM ini.

Hal lain yang ia soroti, Kementerian di bawah kendali Sri Mulyani Indrawati ini kerap mengubah kebijakan dalam hal pemulihan ekonomi.

"Hal itu memberi kesan penyusunan dilakukan secara sembrono, hingga muncul dugaan tim ekonomi presiden yang dikomando Jeng Sri (Sri Mulyani) enggak mampu dan bingung mau bikin program pemulihan. Kondisi ini dikhawatirkan akan menjadi 'back fire' untuk presiden," jelas Satyo.

Satyo pun turut mengomentari asumsi APBN 2021 sebesar 5 persen yang dianggap terlalu ambisius. Karena, beberapa variabel ekonomi yang negatif akibat konservatif dan neoliberal Menteri Keuangan "terbalik" seperti istilah ekonom senior, Rizal Ramli.

"Akibatnya resesi ekonomi berjalan tanpa solusi, APBN selalu ditambal dengan 'hot money' dari kebijakan Menkeu pro utang dengan bunga tinggi," pungkas Satyo.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya