Berita

Wasekjen Partai Demokrat, jansen Sitindaon/Net

Politik

Jangan Sampai Sia-sia, Kemenkes Harus Jelaskan Alasan Pembelian Vaksin Sinovac

SABTU, 19 DESEMBER 2020 | 18:36 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Para ahli vaksin dan virologi diharapkan angkat suara ihwal polemik vaksin Sinovac yang belakangan justru tidak digunakan oleh Presiden China Xi Jinping karena ia justru disuntik vaksin Pfizer asal Singapura.

Pasalnya, ketika kepala negara pembuat Sinovac saja tidak menggunakan vaksin tersebut, lantas Indonesia membeli vaksin itu meskipun akan diberikan secara gratis kepada masyarakat umum.  

Demikian disampaikan Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon dalam keterangannya yang diterima redaksi, Sabtu (19/12).


"Kita salah beli vaksin atau gimana ini ya? Tolong dulu ahli-ahli vaksin bicaralah. Masak diantara penduduk ratusan juta gini tak ada yang ahli soal ini? Takutku pak Xi Jinping disuntik Pfizer lagi bukan Sinovac produk anak bangsanya sendiri. Masak jadi kita yang disuntik Sinovac," kata Jansen Sitindaon.

Atas dasar itu, Jansen berharap pemerintah dan Kementerian terkait dalam hal ini Kemenkes RI untuk menjelaskan kepada publik secara jujur tentang khasiat vaksin Sinovac tersebut.

"Pemerintah dan Kemenkes RI juga tolong jelaskan kemanjuran vaksin Sinovac ini. Hak publik mengetahuinya karena belinya pakai uang rakyat," kata dia.

"Jangan sampai sia-sia, disuntikkan ke tubuh rakyat ternyata tak ampuh tangkal corona. Tetap saling menulari. Tujuan herd immunity jadi tidak tercapai," imbuh Jansen.

Lebih lanjut, politikus muda Partai Demorkat ini memahami bahwa sulit mencari vaksin karena semua negara didunia juga sedang ramai-ramai memburunya untuk kebutuhan di negaranya masing-masing.

"Tapi marilah kita cari yang terbaik untuk kebutuhan rakyat kita dimana kita semua juga ada didalamnya. Jangan sampai kita pakai vaksin yang tingkat kemanjurannya kurang," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya