Perdana Menteri Scott Morrison/Net
Perdana Menteri Scott Morrison menuduh China melanggar aturan perdagangan internasional dan perjanjiannya dengan Australia melalui larangan impor batu bara.
Dari Tasmania pada Selasa (15/12), Morrison mengatakan bahwa pemerintahannya sedang mencari klarifikasi dari Beijing tentang larangan batu bara yang dilaporkan.
"Jika itu memang diberlakukan, jelas akan melanggar aturan WTO dan jelas melanggar perjanjian perdagangan bebas kami sendiri," tegasnya, seperti dikutip dari
The Guardian, Selasa (15/12).
Morrison membantah bahwa Koalisi bertanggung jawab atas hubungan yang memburuk dengan China. Menurutnya, adalah benar membela nilai-nilai demokrasi liberal, kedaulatan Australia, dan untuk mendorong penyelidikan tentang asal-usul Covid-19.
Morrison berharap dia bisa berdialog dengan China terkait batu bara Australia yang ditolak masuk. Menurutnya, tidak ada yang bisa menghalanginya untuk melakukan itu.
Morrison mengatakan Australia mengirimkan batu bara termal senilai 4 miliar dolar Australia (3 miliar dolar AS) ke China setiap tahun. Dia menekankan bahwa Jepang adalah pasar yang lebih besar daripada China untuk ekspor tersebut.
Batu bara termal terutama digunakan untuk menghasilkan tenaga. Secara total, Australia mengekspor sekitar 14 miliar dolar Australia (10,5 miliar dolar AS) batu bara ke China pada tahun fiskal 2018-2019.
Pada hari Selasa, Menteri Perdagangan Simon Birmingham, menanggapi laporan di
Global Times yang menegaskan bahwa China telah memblokir impor batu bara hanya dari Australia dan memprioritaskan impor dari Mongolia, Indonesia, dan Rusia. Disusul dengan kapal pengirim batu bara yang ditolak masuk ke pelabuhan China, sehingga berbulan-bulan terombang-ambing tanpa bisa mendarat.
Birmingham mengatakan bahwa meskipun dia cenderung untuk tidak mempercayai semua yang ada di media pemerintah China, laporan tentang pembatasan batu bara itu menyebabkan para pelaut pengirim batu bara menjadi sengsara.