Berita

Sisi lain wilayah Nagaorno-Karabakh/Net

Dunia

Amnesty Internasional Punya Lebih Dari 20 Video Bukti Dugaan Kejahatan Perang di Nagorno-Karabakh

JUMAT, 11 DESEMBER 2020 | 12:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amnesty International telah menyerukan penyelidikan independen untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh pasukan Azerbaijan dan Armenia selama pertempuran baru-baru ini di Nagorno-Karabakh.

LSM itu mengatakan mereka telah memverifikasi dan menganalisis lebih dari dua puluh video yang menunjukkan 'eksekusi di luar hukum atau ilegal, penganiayaan terhadap tawanan perang dan tawanan lainnya, dan penistaan terhadap mayat tentara musuh'.

Banyak dari rekaman itu telah dibagikan dalam tiga minggu terakhir oleh akun dan grup pribadi di platform media sosial Telegram. Cedera yang terlihat dalam video juga telah dikonfirmasi secara independen oleh seorang ahli medis, menurut Amnesty.


"Para pelaku, serta setiap komandan yang memerintahkan, mengizinkan atau bahkan mengabaikan kejahatan ini, harus dibawa ke pengadilan," kata Denis Krivocheev Direktur Riset Amnesty International untuk Eropa Timur dan Asia Tengah dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman resmi Amnesty Internasional, Kamis (10/12).

Krivocheev menambahkan bahwa LSM itu menyerukan penyelidikan independen dan tidak memihak siapa pun.

Selama pertempuran Nagorno-Karabakh baru-baru ini, anggota militer di kedua belah pihak telah berperilaku buruk, menunjukkan pengabaian sepenuhnya terhadap aturan perang, kata Krivosheev,

“Kebobrokan dan kurangnya kemanusiaan yang terekam dalam video-video ini menunjukkan niat yang disengaja untuk menyebabkan kerugian dan penghinaan bagi para korban, jelas-jelas melanggar hukum humaniter internasional," katanya.

Tindakan kekerasan terhadap orang yang ditahan, termasuk tawanan perang, dilarang menurut hukum humaniter internasional.

Dalam video yang beredar terlihat seorang pria yang disumpal dan diikat mengenakan seragam patroli perbatasan lalu dianiaya dengan cara ditikam dengan pisau di lehernya.

Video lain menunjukkan tentara menendang, memukul, dan menganiaya tentara lain yang terikat dalam keadaan menderita.  

Amnesty mengatakan telah mengautentikasi semua 22 video itu dan melakukan tes teknis yang mengkonfirmasi bahwa file tersebut tidak dimanipulasi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya