Berita

Seorang demonstran mengibarkan bendera Lebanon selama protes menyusul ledakan Selasa di Beirut, Lebanon 10 Agustus 2020/Net

Dunia

Jurnalis Lebanon Maryam Seif Eddine Akui Dapat Ancaman Pembunuhan Dari Simpatisan Hizbullah

SELASA, 08 DESEMBER 2020 | 12:43 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Jurnalis Lebanon Maryam Seif Eddine, yang dikenal sebagai pengkritik keras Hizbullah, pada Senin (7/12) mengklaim bahwa dia dan keluarganya mendapat serangan kekerasan dan ancaman pembunuhan.

Penulis berusia 29 tahun itu mengatakan kepada Arab News bahwa simpatisan Hizbullah telah menargetkan rumah keluarganya di Burj El-Barajneh, di pinggiran selatan Beirut.

Eddine menunjukkan beberapa bukti kekerasan yang keluarganya alami, di antaranya hidung adik laki-lakinya yang patah, penyerangan terhadap ibunya, serta bukti ancaman pembunuhan yang diterimanya.

Reporter tersebut mengatakan ini adalah kali kedua keluarganya menjadi sasaran serangan dalam waktu sebulan, setelah salah satu saudara laki-lakinya yang lain diserang oleh tiga penyerang tak dikenal, salah satunya dia klaim sebagai anggota dari Hizbullah.

Eddine menambahkan bahwa meskipun ada janji yang dibuat beberapa minggu lalu oleh seorang pejabat Hizbullah untuk menyelidiki masalah tersebut, buktinya tidak ada satupun tindakan yang dilakukan oleh mereka.

“Masalah ini kemudian berubah menjadi hasutan terhadap kami di daerah kami dan di antara kerabat kami karena saya menulis lebih aktif melawan Hizbullah di surat kabar tempat saya bekerja dan di media sosial. Saya telah menerima ancaman dan penghinaan untuk menindas saya dan keluarga saya,” ungkapnya, seperti dikutip dari Arab News, Selasa (8/12).

Eddine, seorang jurnalis sejak 2016, berkata, “Saya menentang otoritas politik yang berkuasa, dan Hizbullah adalah pihak yang memiliki otoritas ini. Saya mengkritik praktik setiap pihak. Tampaknya keputusan keluarga saya untuk memasang kamera pengintai di luar rumah kami untuk melindungi diri dari penyerang telah memprovokasi mereka, yang mengarah pada serangan baru-baru ini dengan dalih menghancurkan kamera.”

“Ketika kami mengetahui bahwa kami mungkin akan terbunuh, kami memutuskan untuk angkat bicara, dan saya disarankan untuk tidak menonjolkan diri untuk saat ini dan mengurangi kritik saya,” ungkapnya.

Dia menunjukkan bahwa ketika dia menelepon kantor polisi setempat untuk meminta perlindungan bagi keluarganya, permintaannya ditolak karena kurangnya staf.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya