Berita

Menteri KKP (nonaktif) Eddy Prabowo/Net

Politik

Sebutan 'Anak Selokan' Kepada Edhy Menunjukkan Kualitas Prabowo Bukan Seorang Negarawan

SABTU, 05 DESEMBER 2020 | 14:34 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Geram dengan tingkah laku Menteri KKP (nonaktif) Eddy Prabowo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatai wakil ketua umum Partai Gerindra itu dengan sebutan 'anak selokan'.

Prabowo Subianto yang juga Menteri Pertahanan sangat kecewa dan marah besar kepada kader utamanya Eddy Prabowo.

Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo mengatakan, kakaknya sangat marah, kecewa, dan merasa dikhianati atas tingkah Edhy yang terjerat kasus korupsi ekspor benur.

"Terus terang saja dia (Prabowo) bilang sama saya, pakai bahasa Inggris. Dia sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan 25 tahun lalu," ujar Hashim dalam jumpa pers di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (4/12).

"I lift him up from the gutter and this is what he does to me," imbuh Hashim mengulangi kalimat Prabowo.

Di partai, Hashim menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Menurut pemerhati politik, M. Rizal Fadillah, meski geram, kurang tepat Prabowo mengeluarkan kata-kata 'anak selokan' kepada Edhy, Menteri KKP dan kader yang didiknya dari bawah.

Sekaligus, lanjut Rizal Fadillah, Prabowo menunjukkan bahwa dirinya bukankah seorang negarawan.

"Sebutan 'anak selokan' kepada Eddy menunjukan kualitas Prabowo atau Hasyim bukan seorang negarawan tetapi preman Istana," ujar Rizal Fadillah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (5/12).

Rizal Fadillah sebelumnya mengatakan, adalah wajar Prabowo Subianto kecewa kepada kader utamanya Eddy Prabowo.

"Sebab kasus ini telah kemojokkan posisi Prabowo dalam menjaga citra diri maupun masa depan. Gerindra sendiri menanggung malu dan runtuh pencitraan," kata dia.

Benar, Edhy adalah orang lama dan orang dekat Prabowo. Mantan Danjen Kopassu itu yang sejak awal menampung dan membiayai hidup Edhy begitu Edhy tidak lagi berdinas di TNI.

Prabowo bahkan menyekolahkan Edhy dan turut mengajak Edhy saat mengasingkan diri ke Yordania, tidak lama setelah Presiden Suharto lengser saat reformasi 1998.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya