Berita

Prof. Mohsen Fakhrizadeh/Net

Dunia

Kedubes Di Jakarta: Iran Akan Merespon Pembunuhan Prof. Fakhrizadeh Pada Waktu Yang Tepat

KAMIS, 03 DESEMBER 2020 | 07:58 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Prof. Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan terkemuka Iran dan kepala Organisasi Penelitian dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran, dibunuh secara keji pada hari Jumat yang lalu (27/11).

Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta  dalam pernyataan yang diterima pagi ini (Kamis, 3/12) mengutuk keras pembunuhan brutal dan langkah tak manusiawi itu dan menyerukan kepada komunitas internasional, negara-negara pecinta dan pembela hak asasi manusia serta media independen untuk mengutuk tindakan kriminal dan teroris ini serta mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku, para pendukung dan aktor intelektual di balik serangan teroris ini.

“Syahid Prof. Fakhrizadeh adalah seorang pejabat resmi Republik Islam Iran dan tindakan pembunuhan keji terhadap dirinya merupakan langkah terorisme serta melanggar berbagai peraturan, konvensi dan kesepakatan internasional yang diakui oleh dunia. Pembunuhan ini dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain untuk menghambat pendekatan diplomatik dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan di tingkat regional dan internasional,” tulis keterangan itu.


“Selain itu juga untuk merampas hak sah dan wajar Republik Islam Iran atas penggunaan teknologi nuklir damai sebagaimana ditetapkan dalam peraturan internasional, dan menciptakan krisis skala besar untuk semakin membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil dan mempersulit penerapan perjanjian nuklir Iran (Joint Comprehensive Plan of Action - JCPOA),” sambung keterangan itu lagi.

Syahid Prof. Mohsen Fakhrizadeh memiliki peran yang besar dalam berbagai proyek IPTEK Iran yang bertujuan damai.

Contoh terbaru kontribusi ilmiah Prof. Fakhrizadeh adalah pengembangan kit uji dan vaksin Covid-19 pertama di Iran, yang merupakan kontribusi besar bagi upaya mengekang pandemi Covid-19 dan produksi vaksinnya di saat Iran berada di bawah tekanan sepihak Amerika Serikat yang secara ketat mencegah dan menutup akses Iran terhadap barang-barang kemanusiaan termasuk obat-obatan dan peralatan medis.

Hal lain yang disampaikan Kedubes Iran di Jakarta, selama beberapa tahun terakhir ini sejumlah ilmuwan dan pahlawan nasional Iran telah menjadi sasaran dan dibunuh dalam berbagai serangan teroris.

Bukti kuat yang ditemukan Iran dengan jelas menunjukkan keterlibatan negara asing tertentu di balik pembunuhan-pembunuhan tersebut.

Disebutkan, pembunuhan-pembunuhan itu sebuah konspirasi jahat yang telah dirancang oleh Rezim Zionis Israel yang merupakan satu-satunya pemilik senjata nuklir di kawasan untuk memicu kekacauan di wilayah Timur Tengah.

Sejak penandatanganan perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman pada tahun 2015, Israel terus menerus mencoba untuk membujuk Washington agar meninggalkan JCPOA dan mengembalikan sanksi paling parah sepanjang sejarah dan ilegal terhadap masyarakat Iran.

Tindakan teror dan pembunuhan pengecut terhadap Prof. Fakhrizadeh merupakan pelanggaran nyata terhadap aturan internasional dan prinsip moral dan kemanusiaan yang dilakukan terhadap Iran sebagai negara yang selama ini berada di garis terdepan dalam perang melawan terorisme demi membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.

Rakyat Iran berharap komunitas internasional dan negara-negara pembela hak asasi manusia untuk mengutuk terorisme negara dan membangun konsensus agar melawan ketegangan di kawasan. Iran menyerukan kepada dunia internasional, khususnya Uni Eropa, untuk meninggalkan standar ganda dan mengutuk tindakan terorisme yang berbasis negara ini.

Tindakan teroris terhadap ilmuwan terkemuka Iran memperlihatkan keputusan para musuh rakyat Iran yang berasal dari kelemahan, ketidakmampuan dan kekalahan mereka di kawasan dan di arena politik lainnya.

Musuh-musuh bangsa Iran yang buta hati, terutama mereka yang merancang, melakukan dan mendukung tindakan kriminal ini, harus mengetahui bahwa tindakan jahat seperti itu tidak akan mempengaruhi tekad dan keinginan bangsa Iran untuk melanjutkan jalan mereka yang mulia menuju kemajuan dan kejayaan.

“Pembunuhan ilmuwan-ilmuwan terkemuka Iran seperti Syahid Prof. Mohsen Fakhrizadeh tidak akan melemahkan kemajuan kami di berbagai ranah termasuk sains dan inovasi,” masih tulis keterangan itu.

Kedubes Iran di Jakarta juga menyayangkan media arus utama di Barat yang menyesatkan dan berusaha untuk menutupi tindakan teroris ini dengan menyoroti program nuklir Iran.

Padahal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) berulang kali telah mengonfirmasi bahwa Iran telah sepenuhnya mematuhi JCPOA dan langkah-langkah Iran dalam menanggapi penarikan sepihak AS dari JCPOA tidak berdampak pada pengawasan dan pemantauan serta verifikasi IAEA atas program nuklir damai Iran. Program nuklir damai Iran tetap tunduk pada kerangka inspeksi internasional yang "paling kuat" dalam sejarah IAEA.

Pada akhir kata, Republik Islam Iran memperingatkan terhadap tindakan petualangan apa pun dan menekankan pada hak sah dan wajarnya untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat serta mengamankan kepentingannya serta akan merespon pembunuhan ini pada waktu yang tepat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya