Berita

Kabinet Indonesia Maju/Net

Politik

Laksamana: Jangan Buru-buru Reshuffle, Menteri Lebih Takut Majikan Dibanding Tuhan

RABU, 02 DESEMBER 2020 | 19:25 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Opsi reshuffle kabinet yang muncul pasca Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tersandung kasus dugaan suap diyakini tak akan berpengaruh besar terhadap perilaku politik transaksional pejabat negara.

"Haqqul yaqin meskipun Presiden Jokowi mengganti semua menterinya, perilaku pemangku kepentingan publik di negeri ini tidak akan langsung berubah," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (2/12).

Sebab menurutnya, mengubah perilaku pemangku kepentingan menjadi lebih baik membutuhkan waktu panjang. Tidak bisa hitungan munggu atau bulan, melainkan bertahun-tahun. Terlebih bila para pejabat hanya memiliki ketakutan terhadap pemimpin, dibandingkan dengan Tuhan sang pencipta.

"Namun nata batin saya berkata, pemangku kepentingan rakyat lebih tunduk dan takut kepada manusia yang jadi 'majikannya', (bukan kepada Tuhan)," lanjutnya.

Melihat karakter pejabat yang sulit berubah ini, ia pun berharap Presiden Jokowi tak mudah tergerak dengan desakan orang dekatnya untuk buru-buru merombak komposisi kabinet.

"Jokowi jangan mau di-ojo-ojo (ahasa Manado: didorong-dorong) di situasi seperti sekarang ini. Karena itu justru akan memantik situasi makin gonjang-ganjing tak karuan," tegas alumni Lemhanas ini.

Dijelaskan, semakin tinggi isu reshuffle kabinet, kata Silaen, maka suasana kebatinan dan lingkungan kerja kementerian akan semakin lambat dan tidak nyaman.

"Di sisi lain, persoalan reshuffle cabinet akan menyuburkan pemburu rente bergerilya atau 'mafia' ikut bertransaksional otak-atik kabinet," lanjutnya.

Oleh karenanya, ia berharap Presiden Jokowi yang baru masuk di satu tahun pemerintahan bersama Wapres Maruf Amin lebih memfokuskan program-program yang sudah dijalankan di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"Setahun ini, presiden harus fokus 'ala sosialis' semua dibagi proporsional, kecil besar harus ditolong semua agar roda ekonomi dapat berputar perlahan- lahan, daya beli masyarakat kembali bergairah," tandasnya.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Warisan Hakim MK sebagai Kado Idulfitri

Senin, 08 April 2024 | 13:42

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

25 Kader Beringin Disiapkan Maju Pilkada Jatim

Jumat, 19 April 2024 | 04:02

Calon Jemaah Haji Aceh Mulai Berangkat 29 Mei 2024

Jumat, 19 April 2024 | 03:23

3 Kader Ini Disiapkan PKS di Pilgub Lampung

Jumat, 19 April 2024 | 03:17

Pakaian Adat jadi Seragam Sekolah Jangan Bebani Orangtua Siswa

Jumat, 19 April 2024 | 03:15

Baznas-TNI Terjunkan Bantuan untuk Palestina Lewat Udara

Jumat, 19 April 2024 | 02:53

Sebelum Pensiun Agustus, Prasetyo Bakar Semangat ASN Setwan DPRD

Jumat, 19 April 2024 | 02:10

Berusia Uzur, PKS Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur Jakarta

Jumat, 19 April 2024 | 02:00

Proyek Tanggul Pantai Dikebut, Fokus di Muara Angke dan Kali Blencong

Jumat, 19 April 2024 | 01:33

PKB Jagokan Irmawan dan Ruslan di Pilgub Aceh

Jumat, 19 April 2024 | 01:31

Heru Pamer IPM Jakarta Tertinggi di Indonesia

Jumat, 19 April 2024 | 01:09

Selengkapnya