Berita

Protes di luar kedutaan besar Iran di Brussel untuk Ahmadreza Djalali, akademisi Iran yang ditahan di Teheran selama hampir satu tahun atas dugaan mata-mata/Net

Dunia

Iran Akan Eksekusi Mati Ilmuwan Ahmadreza Djalali Atas Tuduhan Jadi Mata-mata Israel

RABU, 02 DESEMBER 2020 | 09:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Iran dikabarkan sedang bersiap mengeksekusi Ahmadreza Djalali, seorang ilmuwan berkewarganegaraan Iran-Swedia yang ditahan di negara itu sejak 2016 atas tuduhan spionase.

Kelompok Hak Asasi Iran (IHR) yang berbasis di Oslo menginformasikan hal itu dalam sebuah pernyataan pada Selasa (1/12).

"Djalali dibawa dari penjara Evin Teheran pada Selasa, pukul 5 sore waktu setempat, ke penjara Rajaei-Shahr di Kota Karaj di sebelah barat ibu kota tempat dia diperkirakan akan dieksekusi," kata IHR, mengutip keterangan keluarga akademisi, seperti dilaporkan Al-Arabiya, Selasa (1/12).


Radio Farda, siaran berbahasa Persia, juga melaporkan pada hari yang sama. Mereka mengutip pernyataan ibunda Djalali yang mengatakan pihak berwenang telah memberi tahu pengacara putranya bahwa dia akan dipindahkan ke penjara Rajaei-Shahr untuk dieksekusi.

"Tahanan dengan hukuman mati di Evin yang terkenal biasanya dibawa ke Rajaei-Shahr untuk dieksekusi," menurut IHR.

Djalali, seorang dokter medis dan dosen di Institut Karolinska di Stockholm, ditangkap atas tuduhan spionase pada April 2016 saat mengunjungi Iran untuk menghadiri konferensi ilmiah. Dia dijatuhi hukuman mati pada tahun berikutnya setelah dinyatakan bersalah bekerja sama dengan Mossad Israel.

Djalali dan keluarganya membantah tuduhan tersebut dan mengatakan ilmuwan berusia 49 tahun itu dipaksa untuk membuat pengakuan palsu.

"Djalali berada dalam bahaya serius untuk dieksekusi, dan hanya tanggapan yang kuat dan segera dari komunitas internasional yang dapat menyelamatkan hidupnya," kata direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam.

Minggu lalu, media Swedia mengutip istri Djalali Vida Mehrannia yang mengatakan Djalali telah mengatakan kepadanya melalui telepon singkat bahwa pihak berwenang berencana untuk memindahkannya ke penjara Rajaei-Shahr untuk dieksekusi.

Menyusul laporan minggu lalu, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mencuit di akun Twitternya, bahwa dia telah berbicara dengan mitranya dari Iran Mohammad Javad Zarif tentang Djalali, yang diberikan kewarganegaraan Swedia pada Februari 2018 saat di penjara.

"Swedia mengutuk hukuman mati dan bekerja untuk memastikan bahwa putusan terhadap Djalali tidak ditegakkan," tulis Linde di Twitter.

Sebagai tanggapan, juru bicara kementerian luar negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan: "Sayangnya, informasi pihak berwenang Swedia tentang situasi Ahmadreza Djalali, yang berada di penjara karena kejahatan keamanan, tidak lengkap dan tidak benar."

Beberapa warga negara ganda dan asing saat ini ditahan di Iran.

Kritikus rezim Iran menuduh Teheran menangkap warga negara asing atas tuduhan palsu dan menggunakan mereka sebagai sandera dalam upaya untuk memenangkan konsesi dari negara lain.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya