Berita

Postingan kontroversial yang diunggah jubir Kemlu dan membuat marah Australia/Net

Dunia

Twitter Tolak Permintaan Australia Hapus Cuitan Kontroversial Jubir China Zhao Lijian

SELASA, 01 DESEMBER 2020 | 16:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Twitter menolak permintaan Australia untuk menghapus tweet kontroversial juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian yang dianggap telah melecehkan Canberra dan membuat Marah PM Scott Morrison.

Raksasa media sosial AS itu mengatakan pihaknya telah menandai tweet itu sebagai ‘sensitif’. Namun, postingan tentang masalah politik atau ‘kebijakan luar negeri yang mengacaukan’ yang diposting oleh akun resmi pemerintah umumnya dianggap tidak melanggar aturannya, seperti dikutip dari AFP, Selasa (1/12).

Kemarahan Morrison dipicu saat Zhao memposting gambar satir yang diperankan oleh seorang pria berpakaian seperti tentara Australia memegang pisau berdarah ke tenggorokan seorang anak Afghanistan.


Unggahan itu muncul hanya beberapa hari setelah jaksa Australia melancarkan penyelidikan terhadap 19 anggota militer negara itu atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan di Afghanistan antara 2005 dan 2016.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut tweet itu sebagai sesuatu yang menjiikan. Ia lalu mengadakan konferensi pers virtual dari tempatnya dikarantina sepulang kunjungan dari Jepang, untuk menuntut Twitter menghapus cuitan tersebut. PM juga telah menuntut permintaan maaf dari China.

“Beijing harus benar-benar malu atas penghinaan yang memalukan dan menjijikkan terhadap angkatan bersenjata Australia," kata Morrisom.

Beberapa sekutu Australia menyatakan keprihatinan atas tweet tersebut, termasuk Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

“Dalam kasus ini gambar yang digunakan tidak benar secara faktual, itu bukan gambar asli. Jadi kami telah menyampaikannya langsung ke pihak berwenang China,” katanya kepada wartawan.

Perselisihan diplomatik telah mengirim hubungan antara Beijing dan Canberra jatuh ke titik terendah baru.

Terlebih setelah China memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi terhadap barang-barang Australia dalam beberapa bulan terakhir.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya