Berita

Jaringan Solidaritas Eropa untuk Venezuela tuntut Uni Eropa hormati pemilu Venezuela/Net

Dunia

Ditandatangani 3.500 Orang, Petisi Jaringan Solidaritas Tuntut Uni Eropa Hormati Pemilu Venezuela

SELASA, 01 DESEMBER 2020 | 09:33 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah petisi ditandatangani oleh lebih dari 3.500 orang dari 30 negara untuk menuntut Uni Eropa menghormati hasil pemilihan umum (pemilu) di Venezuela.

Petisi yang diprakarsai oleh Jaringan Solidaritas Eropa dengan Venezuela itu diserahkan kepada European External Action Service (EEAS) pada Selasa (1/12).

Dalam pernyataan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, jaringan itu meminta agar Uni Eropa berkomitmen menjadi saluran perdamaian dengan tidak mendukung konfrontasi di Venezuela.


"Siapa pun pemenang pemilu berikutnya di Venezuela, Uni Eropa harus mematuhi hukum internasional dan menghormati keputusan yang akan dibuat warga Venezuela," kata mereka.

Venezuela sendiri akan mengadakan pemilu untuk memilih perwakilan baru di Majelis Nasionalnya pada 6 Desember.

Pemilu tersebut telah diikuti oleh 107 partai dan 14.400 calon untuk memperebutkan 277 kursi parlemen.

Petisi dibuat karena Uni Eropa menolak menerima konsensus antara pemerintah Venezuela dan oposisi untuk melanjutkan jallur konstitusional dengan mengadakan pemilu.

Alih-alih, Uni Eropa enggan menerima undangan dari Venezuela untuk mengirimkan pemantau untuk menjamin diadakannya pemilu yang baik.

Jaringan itu menyebut, langkah Uni Eropa banyak dipengaruhi oleh Amerika Serikat (AS) dan bukan kebijakan luar negeri independennya.

"Itulah mengapa kami meminta Uni Eropa menghormati hasil pemilu 6 Desember mendatang, dan mendukung keinginan demokratis rakyat Venezuela," pungkas mereka.

Petisi tersebut juga telah ditandatangani oleh sejumlah tokoh-tokoh ternama seperti peraih Hadiah Nobel Perdamaian Adolfo Perez Esquevel, mantan Presiden Ekuador Rafael Corre, pendiri band Pink Floyd Roger Waters, Wakil Presiden Eurolat Sandra Pereira, wakil dan calon presiden Prancis Jean Luc Melenchon, hingga jurnalis Ignacio Ramonet.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya