Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Capai Kesepakatan Dengan Rusia, India Siap Produksi 100 Juta Dosis Vaksin Sputnik-V Per Tahun

SABTU, 28 NOVEMBER 2020 | 09:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Rusia dan India telah mencapai kesepakatan untuk memproduksi massal vaksin Sputnik V. Hal itu terlaksana berkat kerjasama antara Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dengan perusahaan farmasi India Hetero.

Dalam sebuah pernyataan, kedua negara dilaporkan setuju untuk memproduksi lebih dari 100 juta dosis vaksin Sputnik-V per tahun di India. Hal itu sesuai dengan rencana RDIF yang akan memulai produksi vaksin buatannya pada awal 2021 untuk dipasarkan secara global.

“Hetero, salah satu perusahaan farmasi generik terkemuka di India, telah setuju untuk memproduksi lebih dari 100 juta dosis vaksin Sputnik V untuk melawan infeksi virus corona baru,” kata RDIF dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari DW, Jumat (27/11).

Dengan uji coba fase akhir yang sedang berlangsung, pembuat obat India Dr.Reddy's Laboratories Ltd., yang telah menguji obat tersebut, mengatakan pihaknya mengharapkan uji coba tahap akhir akan selesai pada Maret 2021.

“Sementara kami menantikan hasil uji klinis di India, kami percaya bahwa membuat produk secara lokal sangat penting untuk memungkinkan akses cepat ke pasien,” kata direktur Hetero B. Murali Krishna.

Awal pekan ini, Rusia mengatakan uji klinis menunjukkan bahwa vaksin itu 95 persen efektif, serupa dengan tingkat kemanjuran vaksin internasional lainnya. Rusia juga mengatakan vaksinnya akan dihargai seharga 10 dolar AS atau sekitar 140 ribu rupiahper dosis di pasar internasional - lebih murah dari beberapa vaksin virus corona terdaftar lainnya.

Rusia adalah negara pertama yang mendaftarkan vaksin virus corona - dijuluki Sputnik V setelah satelit era Soviet - pada Agustus. Namun, itu dilakukan sebelum uji klinis skala besar. Saat ini, tahap uji coba ketiga dan terakhir vaksin tersebut sedang berlangsung. Sekitar 40 ribu sukarelawan terlibat dalam pengujian vaksin, yang menggunakan dua vektor adenovirus manusia yang berbeda.

Selain di India, uji coba tahap ketiga juga sedang berlangsung di Belarus, bekas republik Soviet, Uni Emirat Arab, dan Venezuela, di antara negara-negara lain.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya