Berita

Inisiator Juche Study Group Indonesia (JSGI) Rachmawati Soekarnoputri (kiri) dan Dubes Korea Utara An Kwang Il (kanan)/RMOL

Dunia

Rachmawati Inisiasi Pembentukan Juche Study Group Indonesia

KAMIS, 26 NOVEMBER 2020 | 22:42 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Putri proklamator Republik Indonesia Rachmawati Soekarnoputri memprakarsai pendirian Juche Study Group Indonesia (JSGI).

Selain untuk mempelajari Juche, ideologi negara Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara, JSGI juga didirikan untuk membicarakan pikiran-pikiran kebangsaan dan kedaulatan yang relevan bagi bangsa-bangsa di dunia dalam menghadapi neokolonialisme dan neoimperialisme dengan segala manifestasinya.

Juche yang kerap diartikan sebagai ideologi kemandirian atau self reliance dikembangkan pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, di masa perlawanan bangsa Korea terhadap penjajahan Jepang.


Awalnya, Juche dipandang sebagai ideologi perjuangan yang dipengaruhi oleh paham marxisme. Namun dalam perkembangan berikutnya, Juche berhasil tumbuh menjadi ideologi yang khas dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Korea khususnya di Korea Utara. Ideologi ini mengembangkan postulasi yang mengatakan bahwa manusia adalah tuan bagi takdirnya sendiri sekaligus tuan bagi perjalanan revolusi.

Rachmawati kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL mengatakan, pendirian JSGI sejalan dengan upaya yang selama ini dilakukannya untuk mempromosikan pikiran-pikiran kebangsaan dan kedaulatan Bung Karno dalam bentuk kurikulum Ajaran Bung Karno (ABK) yang diajarkan di Universitas Bung Karno (UBK).

“Bung Karno juga merupakan ideolog yang menggali pikiran-pikiran perjuangan yang lahir dan tumbuh berkembang di tengah masyarakat Indonesia pada masa-masa penjajahan. Kedua pemimpin ini memiliki pengalaman yang sama dalam meletakkan pondasi perjuangan kemerdekaan bangsanya,” ujar Rachmawati.

Diskusi pertama JSCI digelar di kediaman Rachma di Jalan Jatipadang Raya, Jakarta Selatan, hari Selasa lalu (24/11). Dalam diskusi itu hadir Dutabesar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwang Il, sebagai pembicara.

Sejumlah anggota JSGI juga hadir, di antaranya Didik Suhariyanto, Ristiyanto, Eko Surjosantjojo, Teguh Santosa, Boas Panjaitan, dan Sri Nuriswanti.  

An Kwang Il dalam pemaparannya mengatakan, adalah ideologi Juche yang telah terbukti membuat bangsa dan negara Korea Utara bertahan di tengah gempuran pihak musuh baik di era revolusi kemerdekaan maupun di era nekolim saat ini.

“Juche lahir dari pengalaman masyarakat Korea menghadapi penindasan bangsa lain,” ujarnya.

Pada 1982 Presiden Kim Jong Il menerbitkan buku tentang ideologi Juche. Namun Juche sendiri mulai dikenal luas di kalangan founding fathers Korea Utara pada tahun 1930 saat Korea dijajah Jepang.

Dia mengatakan, secara geografis Korea Utara dikelilingi bangsa-bangsa besar lain yang agresif dan memiliki ambisi teritorial, yakni China, Rusia, dan Jepang. Kenyataan geopol dan geostrat ini mendorong Korea Utara untuk mengembangkan pemikiran dan langkah-langkah strategis yang memungkinkannya mempertahankan kemerdekaan.

“Juche adalah ideologi untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan,” ujarnya lagi.

Rachmawati pada bagiannya mengatakan bahwa manusia pada prinsipnya adalah makhuk sosial yang di saat bersamaan juga individual dan tidak mau hidup di bawah penindasan manusia lain. Dalam konteks perjuangan melawan penindasan dan penjajahan, prinsip ini melahirkan politik self-help.

“Manusia percaya bahwa hanya dia yang dapat menolong dirinya sendiri, sehingga tidak tergantung, tidak depend on terhadap pihak yang lain. Sehingga filsafat ini menjadi way of life bangsa Korea,” ujarnya.

Mengutip Bung Karno, Rachma mengatakan, ideologi seperti Juche adalah philosophische grondslag. Seperti halnya Pancasila yang digali dari pengalaman hidup masyarakat Indonesia di bawah penindasan bangsa lain.

“Sehingga kita tidak menjadi bangsa yang menggantungkan nasib kita pada bangsa lain, melainkan pada bangsa sendiri,” demikian Rachmawati.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya