Berita

Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, llham Akbar Habibie/Repro

Politik

Krisis 1998 Mirip Pandemi Covid-19, Ilham Akbar Habibie: Solusinya Lakukan Inovasi Dan Inklusi Demokrasi

SELASA, 24 NOVEMBER 2020 | 12:52 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Krisis finansial yang berujung krisis politik pada 1998-1999 hingga lahirnya Reformasi tidak jauh berbeda situasinya dengan krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini. Yakni adanya perubahan besar dari eksternal Indonesia.

Karena itu, dibutuhkan kehati-hatian untuk melalui krisis akibat pandemi Covid-19 agar tidak sampai mengarah pada krisis politik.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, llham Akbar Habibie, dalam webinar bertajuk "Dua Dekade dan Kiprah The Habibie Center" pada Selasa (24/11).


"Saya sendiri melihat (pandemi Covid-19) ini adalah satu perubahan yang memang seperti tahun 1998-1999. Ada suatu peristiwa yang datang secara eksternal, memaksakan adanya perubahan secara drastis," tutur Ilham Akbar.

"Krisis finansial dan politik di 1998-1999 terjadi di Asia Tenggara, kali ini adalah krisis dunia. Begitu banyak negara yang punya masalah kesehatan, masalah ekonomi. Dan, kalau tidak hati-hati bisa menjadi masalah politik," imbuhnya.

Menurut putra Presiden Ketiga RI, BJ Habibie ini, jika periode 1998-1999 melakukan upaya reformasi untuk keluar dari krisis, pada krisis pandemi Covid-19 ini dibutuhkan hal lain. Yakni dengan melakukan pengaturan kembali (resetting) dalam rangka menginklusikan demokrasi dengan nilai-nilai Indonesia dan negara di dunia.

"Jadi kita di sini bukan bicara mengenai reformasi. Kata besar yang saya tangkap bukan reform tapi resetting daripada nilai-nilai kita di Indonesia dan dari seluruh dunia," kata Ilham Akbar.

"Fokus kita adalah memang tetap demokrasi. Dulu itu fokusnya di perbaikan kualitas daripada institusi yang terkait dengan demokrasi. Tema utamanya telah berubah. Yang utama menurut saya adalah bukan kita fokuskan pada institusionalisasi tapi adalah inklusi dalam sistem demokrasi," sambungnya.

Atas dasar itu, Ilham Akbar mengatakan perlu adanya terobosan baru untuk menyikapi wabah yang mendunia dan dampaknya signifikan ini. Antara lain dengan melakukan inovasi dalam berdemokrasi.

"Jadi bagaimana solusinya? Solusinya ya memang kata kuncinya inovasi. Kalau sebelumnya kita fokus di institusionalisasi, sekarang kita fokusnya pada inklusi dan inovasi," demikian Ilham Akbar.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya