Analis sosial politik EDAS Bandung, Wawan Gunawan/Net
Polemik penurunan baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS), oleh TNI masih belum menemukan ujung. Pro kontra pun masih terjadi di masyarakat.
Nah, menurut analis sosial politik EDAS Bandung, Wawan Gunawan, TNI pasti memiliki intelijen sebelum melakukan keputusan yang berujung tindakan. Lebih jauh ia meyakini ada alasan kuat yang membuat TNI bergerak.
"Kepada pihak yang
nyinyir terhadap tindakan TNI jangan hanya lihat balihonya, tapi lihat apa makna di balik baliho tersebut?" kata Wagoen, sapaan akrabnya kepada
Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (24/11).
"Memangnya pihak yang menyudutkan TNI dan
nyinyir terhadap pemerintahan akan bertanggungjawab jika negeri ini berkeping-keping?" tanya Wagoen.
Menurutnya, kritik terhadap pemerintah maupun kebijakannya diperbolehkan. Namun bila sudah dalam taraf merongrong pemerintahan yang sah dan mengancam keutuhan negara wajib untuk ditindak tegas.
"TNI dan pemerintah itu mengurus seluruh kepentingan nusa, bangsa, dan negara, sedangkan mereka yang anti-TNI hanya urus kepentingan kelompoknya sendiri," ujar Wagoen.
Ditambahkan Wagoen, bahaya jika keutuhan negara dipertaruhkan hanya demi menghargai kebebasan berpendapat. Dia menegaskan, kebebasan itu butuh ketertiban.
"Kebebasan itu tidak absolut.
TNI sudah bertindak benar. Harus segera ditertibkan sesegera mungkin segala jenis anasir dan bibit yang akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.