Berita

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu/Net

Politik

Pandemi Ancam Demokrasi, Presiden PKS: Perlu Ada Kontrol Sosial

SENIN, 23 NOVEMBER 2020 | 12:00 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Saat ini Indonesia tengah menghadapi krisis kesehatan dan krisis ekonomi yang ternyata juga mengancam demokrasi.

Ancaman demokrasi ini ditandai dengan munculnya gejala otoritarian dan oligarki dalam kebijakan-kebijakan yang ada dengan dalih krisis kesehatan dan ekonomi.

Karena itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu, menilai perlu ada kontrol sosial untuk menjaga demokrasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda tanah air.

"Indonesia tengah menghadapi krisis sistem kesehatan, krisis ekonomi, yang mengancam demokrasi kita. Karena itu dalam kondisi saat ini diperlukan satu kekuatan yang melakukan proses kontrol sosial (oposisi) yang menjaga keseimbangan sistem," ucap Ahmad Syaikhu dalam keterangannya di Jakarta, Senin (23/11).

Menurut Ahmad Syaikhu, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kedaulatan rakyat Indonesia agar terhindar dari menguatnya kendali kekuatan oligarki dan otoritarian yang dapat membajak kedaulatan rakyat.

Dalam menjaga demokrasi ini, diungkap Ahmad Syaikhu, PKS berkomitmen untuk selalu bersama rakyat dan mengadvokasi segala kepentingannya.

"Sekaligus membuat masyarakat berdaya secara politik (berdaulat), sehingga bersama-sama mengawal agar negara ini berjalan tetap berada di atas rek konstitusi UUD NRI 1945," tegasnya.

Syaikhu menambahkan, peran serta aktif dari masyarakat sipil dalam menjaga pemerintahan dan tugas-negara untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya merupakan ruh dari pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

"Kita menyadari suasana seperti saat ini tidaklah mudah. Tapi pengalaman bangsa Indonesia yang sudah melewati hidup penuh perjuangan telah membentuk karakter pejuang yang tangguh dan tidak mudah menyerah oleh tekanan dan kesulitan," demikian Ahmad Syaikhu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya