Berita

Pasukan Khusus Australia/Net

Dunia

Laporan Kejahatan Perang Tentara Australia, Mantan PM John Howard: Saya Bisa Paham Jika Orang-orang Merasa Muak

SABTU, 21 NOVEMBER 2020 | 07:02 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Mantan Perdana Menteri Australia John Howard angkat bicara mengenai tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh sejumlah tentara pasukan khusus yang dikirimnya ke Afghanistan pada tahun 2001 setelah serangan 11 September.

Howard mengaku dirinya merasa tertekan dengan tuduhan pembunuhan sadis yang dilakukan oleh tentara Australia dalam perang Afghanistan terhadap 39 warga sipil dan tahanan.  Namun, dia berpendapat bahwa mereka yang memiliki reputasi baik tidak boleh ikut ternoda oleh penyelidikan.

“Mereka, tentu saja, benar-benar (harus) dikutuk. Saya bisa memahami rasa muak yang dirasakan orang-orang,” kata Howard, seperti dikutip dari 9News, Jumat (20/11).

“Saya merasakannya, tetapi saya tidak akan membiarkan hal itu mengurangi rasa hormat saya kepada (tentara lainnya) pria dan wanita yang selalu melakukan hal yang benar dan dengan berani serta profesional membela kepentingan dan nilai-nilai negara kami,” lanjutnya.

Komentarnya mengikuti rilis penyelidikan militer selama empat tahun terhadap klaim 'budaya prajurit beracun' di Resimen Special Air Service (SAS).

Penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang merekomendasikan polisi untuk melakukan investigasi kriminal atas tindakan 19 tentara dan mantan tentara Australia.

Menteri Pertahanan Linda Reynolds mengatakan beberapa hari sebelumnya bahwa pertanggungjawaban akan menjadi kunci utama dari tanggapan Pemerintah Federal atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara SAS di Afghanistan.

Reynolds mengatakan dalam sebuah acara di Perth, penyelidikan itu menemukan hasil yang sangat bertolakbelakang dari Angkatan Pertahanan Australia.

“Itu rumit, ekstensif, dan panjang. Kita harus belajar dari temuan yang sangat serius dari penyelidikan ini,” katanya.

Reynolds juga mengatakan bahwa akuntabilitas sangat penting dalam tanggapan Departemen Pertahanan. Panel Pengawasan Pelaksanaan Penyelidikan Afghanistan akan melaporkan langsung kepadanya dengan pembaruan rutin.

Panel yang terdiri dari tiga orang tersebut akan dipimpin oleh Vivienne Thom, mantan inspektur jenderal intelijen dan keamanan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya