Berita

Ilustrasi/Istimewa

Jaya Suprana

Geometri Hiperbolika

JUMAT, 20 NOVEMBER 2020 | 08:45 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SEBAGAI pembelajar humorologi merangkap pembelajar matematematika yang dengan sendirinya juga pembelajar geometri, saya gembira berjumpa sebuah terminologi lucu yaitu geometri hiperbolika (agar lucu saya pura-pura lupa bahwa pada prinsipnya semua terminologi memang sebenarnya lucu).

Geometri Hiperbolika


Apa sebenarnya mahluk atau zat apa yang disebut sebagai geometri hiperbolika itu? Sebenarnya istilah yang (disepakati sebagai) benar dalam bahasa Inggris adalah hyperbolic geometri, namun saya sudah terbiasa bikin istilah sendiri tanpa tanggung jawab atas benar-salahnya istilah bikinan sendiri.


Pada hakikatnya geometri hiperbolika terkait geometri bukan-Euklidean yang bermakna geometri yang tidak sama dengan geometri Euklidean.

Meski istilah geometri bukan-Euklidian hanya merujuk ke geometri hiperbolika yang juga bisa saja termasuk geometri sferikal yang beda, namun sangat mirip geometri Euklidean.

Menarik adalah pemetaan yang dibuat para pemikir geometri ensiklopedia Britannica yang membedakan geometri Euklidean memiliki satu garis pada suatu titik yang tidak berada pada suatu garis dari geometri sferikal dengan tanpa garis dan geometri hiperbolika dengan banyak bahkan tak terhingga garis.

Sementara KBBI memaknai hiperbola sebagai:
1. Dua lengkungan terpisah yang merupakan perpotongan permukaan kerucut lingkar dengan bidang datar;
2. Himpunan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik tetap adalah konstan.

Postulat


Postulat kelima Euklid konon hanya benar pada geometri Euklidean sendiri, namun total keliru di geometri sferikal maupun hiperbolikal.

Sementara jumlah sudut internal pada segitiga = 180 derajat di Eukledian, > di sferikal dan < di hiperbolikal. Suasana makin bingungologis akibat konon geometrik bukan-Eukliden berkembang melalui aneka jalur sejarah saling beda satu dengan lain lainnya.

Konon ada jalur sejarah berasal dari pencarian demi memahami bintang dan planet terkesan memadati angkasa hemisferikal.

Terbukti Euklid pada sekitar abad IV sebelum Masehi menulis tentang gerak bintang dan planet di dalam mahakarya astronomikal Phaenomena.  

Pada masa mempelajari angkasa luar, Euklid sudah berusaha memahami bentuk dunia lalu menggunakan pemahaman bentuk tersebut untuk memecahkan masalah navigasi pada perjalanan jarak jauh dan kemudian merambah ke survei skala besar. Segenap aktivitas itu konon merupakan aspek geometri sferikal.   

Kesejajaran

Dua millennium setelah Euklid, para matematikawan/wati gigih berjuang membuktikan para postulat sebagai teori berdasar postulat lain atau modifikasi ke berbagai jalur.

Perjuangan peradaban matematika ini memuncak pada diri matematikawan Rusia, Nikolai Lonachensku (1829), dan matematikawan Hungaria, Janos Bolyai (1831), yang secara terpisah memaklumatkan sebuah deskripsi tentang geometri yang mampu memuaskan segenap postulat Euklid dan para penafsirnya.

Kecuali postulat kesejajaran. Geometri jenis ini lah yang disebut sebagai geometri hiperbolika.

InsyaAllah, Anda mengerti apa yang saya tulis di naskah ini. Sebab, terus terang, saya sendiri tidak mengerti.

Penulis pembelajar apa saja yang bisa dan boleh dipelajari.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya