Berita

Pohon yang dirantai/Net

Publika

Pohon Dirantai Kekuasaan

KAMIS, 19 NOVEMBER 2020 | 13:10 WIB

SALAH seorang pimpinan melihat sebatang pohon bergerak dari tempatnya. Sang bos panik dan langsung memerintahkan anak buahnya merantai tanaman tersebut.

Dengan sigap, sang bawahan mengambil rantai besar dan mengikat erat sang pohon. Tak tanggung-tanggung, ada empat rantai yang mengikat pohon bayan itu.

Namanya anak buah, tak melaksanakan perintah atasan bisa-bisa sang anak buah yang dirantai, minimal dipindah ke bagian tak enak, karier bisa mentok.

Kisah ini nyata, tapi bukan di negeri kita, apalagi dikait-kaitkan situasi saat ini. Kejadian lama di depan salah satu barak tentara kolonial Inggris di Landi Kotal, Pakistan, tahun 1898.

Kepada Anadolu Agency, 2019, warga sekitar pohon yang bernama Islam Khan Shinwari (60), kepala suku Khogikheil mengatakan kakekku, Fateh Khan Shinwari, bercerita bahwa James, perwira barak tersebut, adalah orang yang kejam.

Dulu, kata Shinwari, tempat pohon tersebut berada di tanah milik leluhurnya. Namun, saat tentara Inggris mengambil tanah itu secara paksa dari keluarganya, mereka bangun mess perwira di sana.

Hingga kini, pohon yang dirantai tersebut masih ada dan tetap hidup berikut rantai yang mengikatnya sebagai simbol kekejaman Inggris atas Frontier Crimes Regulation pada masa itu.

Pada waktu itu, pemerintah kolonial berhak menghukum satu keluarga atau bahkan seluruh suku pribumi jika salah satu anggotanya melakukan pembangkangan terhadap pemerintah kolonial.

Nasib tragis sang pohon dimulai tatkala sang pimpinan, perwira polisi Inggris, James Squid, mabuk berat pada suatu malam. Dia mengira pohon itu bergerak sehingga memerintahkan untuk dirantai.

Namun, setelah sang perwira kembali sadar, pohon tetap dirantai untuk menunjukkan siapa pun anggota suku yang berani melawan kekuasaan maka dia akan dihukum layaknya pohon itu.

Pohon dirantai tersebut akhirnya menjadi bagian dari perjalanan sejarah kelam daerah tersebut, kata Dr Mukhtiyar Durran, asisten profesor di jurusan arkeologi Universitas Peshawar, Pakistan.

Di pohon itu, ada tulisan yang menyuarakan sang pohon: "Suatu malam, seorang polisi Inggris mabuk berat dan mengira saya bisa bergerak berpindah tempat dan dia mememerintakan petugas untuk menangkap saya. Sejak itu, saya ditahan."

Pohon tetap dirantai dan dibiarkan hingga saat ini, 112 tahun kemudian, 2020, untuk menunjukkan kekejaman penindasan yang pernah dilakukan Kolonial Inggris pada masa itu.

Sang pohon tak berdosa yang harus terkungkung oleh lilitan rantai kini berada di Pangkalan Militer Landi Kotal milik Angkatan Darat Pakistan.

"Bayangkan jika seorang perwira Inggris dapat merantai pohon, bagaimana cara pemerintahan Inggris memperlakukan penduduk setempat pada zaman itu?" ujar Abu Zar Khan Afridi, jurnalis dari Landi Kotal.

Ternyata, tuduhan salah alamat juga tak hanya dialami sang pohon, hewan pun bisa jadi tersangka kasus kriminal.

Ada lumba-lumba dan burung merpati yang ditangkap karena dituduh sebagai mata-mata.

Pada tahun 2015, Stasiun Radio Israel menayangkan berita yang menyebutkan bahwa Hamas telah menangkap seekor lumba-lumba yang mereka curigai sebagai mata-mata Israel di Pesisir Gaza.

Lumba-lumba diyakini sebagai mata-mata Mossad. Namun, ada yang menganggap siaran Israel Defence Forces tersebut merupakan berita palsu untuk mengolok-olok Hamas.

Pada tahun 2013, seekor kucing telah ditahan di lapangan penjara Kota Arapiraca, Brasil. Kucing putih tersebut tertangkap petugas saat melintasi gerbang penjara utama dengan bebebata benda terikat di tubuhnya.

Tahun 2009, sekelompok pria dan seekor kambing yang dicurigai hendak mencuri mobil ditangkap di Ilorin, Nigeria. Si kambing ikut jadi tersangka.

Kasus yang sama juga terjadi pada tahun 2014. Seorang bocah lelaki menyerahkan merpati pos yang mencurigakan kepada pihak berwajib. Kepolisian India juga menangkap burung merpati tersebut dan memproses kasusnya.

Kepanikan memungkinkan menimbulkan paranoid, ketakutan berlebihan, halunisasi, apalagi dicampur mabuk dalam tugas mempertahankan teritorialnya seperti perwira James Squid yang merantai pohon.

Herman Batin Mangku

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya