Berita

Donald Trump berjalan di halaman selatan Gedung Putih/Net

Dunia

Jajak Pendapat: 50 Persen Simpatisan Partai Republik Percaya Bahwa Joe Biden Menang Karena Curang

KAMIS, 19 NOVEMBER 2020 | 11:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dalam jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Reuters, sebanyak 50 persen simpatisan Partai Republik percaya bahwa seharusnya Donald Trump memenangkan pilpres. Namun, karena kandidat Partai Demokrat Joe Biden curang akhirnya membuat sang petahana terjungkal.

Jajak pendapat yang dilakukan 13-17 November itu menunjukkan bahwa pembangkangan terbuka Trump atas kemenangan Biden baik dalam pemungutan suara populer dan Electoral College tampaknya memengaruhi kepercayaan publik terhadap demokrasi Amerika, terutama di kalangan Partai Republik.

Secara keseluruhan, 73 persen dari mereka yang disurvei setuju bahwa Biden memenangkan pemilihan. Sementara hanya 5 persen berpikir Trump menang. Tetapi ketika ditanya secara khusus apakah Biden telah ‘menang secara sah’, Partai Republik menunjukkan bahwa mereka curiga tentang bagaimana kemenangan Biden diperoleh, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/11).

Lima puluh dua persen dari Partai Republik mengatakan bahwa Trump berhak menang, sementara hanya 29 persen mengatakan bahwa Biden berhak menang.

Ditanya mengapa, Partai Republik jauh lebih khawatir daripada yang lain bahwa penghitung suara negara bagian telah memberikan hasil kepada Biden. Sebanyak 68 persen dari Partai Republik mengatakan mereka khawatir bahwa pemilihan itu dicurangi, sementara hanya 16 dari Demokrat dan sepertiga dari independen yang memiliki kekhawatiran serupa. [

Bahkan sebelum memenangkan pemilu 2016, Trump terus menerus mengeluh tentang proses tersebut, mengklaim tanpa bukti bahwa itu tidak adil baginya.

Sejak Biden mengumpulkan cukup suara elektoral untuk memenangkan Gedung Putih pada 7 November, Trump telah meningkatkan kritik tersebut, memberi tahu para pendukungnya bahwa dia adalah korban dari pemungutan suara ilegal yang meluas.

Meskipun demikiann Trump telah gagal memberikan bukti apa pun untuk klaimnya dan belum dapat mendukungnya di pengadilan. Bahkan, minggu ini Partai Republik mengumumkan bahwa mereka mencabut tuntutan hukum pemilihan federal di Michigan, Georgia, Pennsylvania dan Wisconsin.

Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak orang Amerika yang tampaknya lebih curiga tentang proses pemilihan AS daripada empat tahun lalu.

Secara keseluruhan, 55 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka percaya pemilihan presiden 3 November itu sah dan akurat, turun 7 poin dari jajak pendapat serupa yang berlangsung tak lama setelah pemilihan 2016. Sementara 28 persen yang mengatakan bahwa mereka mengira pemilu adalah hasil dari pemungutan suara ilegal atau kecurangan pemilu, naik 12 poin dari empat tahun lalu.

Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa Partai Republik lebih cenderung curiga atas kekalahan Trump tahun ini daripada Demokrat ketika Hillary Clinton kalah empat tahun lalu.

Pada tahun 2016, 52 persen dari Demokrat mengatakan kekalahan Hillary Clinton dari Trump sah dan akurat, bahkan ketika muncul laporan tentang upaya Rusia untuk mempengaruhi hasilnya. Tahun ini, hanya 26 persen dari Partai Republik mengatakan mereka menganggap kekalahan Trump sama sahnya.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos dilakukan secara online, dalam bahasa Inggris, di seluruh Amerika Serikat. Ini mengumpulkan tanggapan dari 1.346 responden, termasuk 598 Demokrat dan 496 Republikan, dan memiliki interval kredibilitas, ukuran presisi, 5 poin persentase.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya