Berita

Mantan perwira Green Barets Angkatan Darat AS, Peter Rafel Dzibinski Debbins/Net

Dunia

Akui Jadi Mata-mata Rusia, Mantan Pasukan Khusus AS: Pengaruh Amerika Perlu Dikurangi

KAMIS, 19 NOVEMBER 2020 | 09:36 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Seorang mantan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) menghadapi hukuman seumur hidup karena telah menjadi mata-mata Rusia.

Ia adalah Peter Rafel Dzibinski Debbins. Lelaki 45 tahun itu merupakan mantan perwira Green Barets dari Angkatan Darat AS yang mengaku bersalah karena menjadi mata-mata Rusia.

Departemen Kehakiman AS pada Rabu (18/11) mengatakan, Debbins menghadapi hukuman maksimal seumur hidup sesuai dengan UU Spionase pada Februari lalu.

Asisten Jaksa Agung John Demers mengatakan, Debbins mengakui dia telah melanggar kepercayaan tertinggi negara dengan memberikan informasi keamanan nasional yang sensitif kepada Rusia.

"Debbins mengkhianati sumpahnya, negaranya, dan anggota tim Pasukan Khususnya dengan maksud untuk merugikan Amerika Serikat dan membantu Rusia," kata Demers.

Debbins mengaku telah berhubungan dengan intelijen Rusia selama hampir 15 tahun. Itu dimulai ketika ia masih mahasiswa dan melakukan kunjungan ke Rusia sebagai bagian dari program studi pada 1996.

Dikutip dari Radio Free Europe, ibu Debbins lahir di Uni Soviet. Debbins pun bertemu dengan istrinya di Chelyabinsk dan menikah di sana pada 1997.

"Pada 1997, Debbins diberi kode nama oleh agen intelijen Rusia dan menandatangani pernyataan yang membuktikan bahwa dia ingin mengabdi pada Rusia," kata Departemen Kehakiman.

Dalam dakwaannya, Debbins disebut mengatakan kepada intelijen Rusia bahwa pengaruh AS terlalu dominan di dunia sehingga perlu dikurangi.

Debbins pada awalnya menolak tawaran untuk dibayar 1.000 dolar AS pada setiap informasi yang dia berikan. Tapi ia kemudian menerimanya.

Ia bahkan pernah menerima sebotol Cognac dan seragam militer Rusia sebagai pembayaran.

Sebelum bergabung dengan Green Barets, Debbins bertugas di unit kimia. Di sana, ia memberikan informasi rahasia mengenai aktivitasnya kepada agen intelijen Rusia.

Debbins juga memberi intelijen Rusia nama-nama sejumlah mantan anggota tim pasukan khususnya sehingga para agen dapat mengevaluasi apakah mereka dapat diajak untuk bekerja sama.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya