Berita

Mobil listrik Hyundai yang terbakar/Net

Otomotif

Baterai Mobil Listrik Mudah Terbakar, Hyundai Hadapi Gugatan Class Action

KAMIS, 19 NOVEMBER 2020 | 06:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ratusan konsumen di Korea Selatan mengajukan tuntutan hukum kepada Hyundai Motor Co atas serangkaian kebakaran baterai pada kendaraan listriknya (EV).

Mobil listrik Hyundai menggunakan baterai buatan LG Chem, sama seperti 70 ribu mobil listrik General Motors yang juga ditarik karena masalah yang sama.

Pemilik Hyundai Kona EV, seorang pegawai negeri Korea Selatan meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Kim, termasuk di antara sekitar 200 orang yang mengajukan gugatan class action terhadap Hyundai pada minggu lalu.

Kim dan dua pengacara yang mewakili ratusan penggugat itu mengatakan bahwa tuntutan yang diajukan adalah kompensasi atas kerugian dan penyusutan nilai mobil listrik karena masalah yang timbul.

Kim telah memulai upaya petisi untuk menuntut produsen mobil yang berbasis di Seoul itu setelah merek mobil listrik yang sama terbakar di lingkungannya. Ia menyebut kebakaran itu memaksa sekitar 20 warga untuk mengungsi dari rumah mereka.

Salah satu pengacara mengatakan mereka awalnya mengajukan 8 juta won atau sekitar 7.200 dolar AS, untuk tiap penggugat, tetapi mereka dapat meningkatkan tuntutan saat persidangan dilanjutkan.

Para konsumen ingin Hyundai mengganti seluruh paket baterai, bagian paling mahal dari kendaraan, dari Kona EV mereka, tidak hanya memperbarui perangkat lunak, seperti yang diberikan oleh penarikan kembali perusahaan.

Serangkaian kebakaran yang melibatkan produsen mobil, termasuk GM, BMW dan Ford Motor Co, mengungkap tantangan yang dihadapi industri dalam mengelola risiko teknologi baru dan tekanan untuk meningkatkan produksi dan kinerja baterai.

Badan keamanan Korea Selatan sedang menyelidiki penyebab kebakaran Kona. Hyundai dan LG Chem disebut dapat menghadapi penggantian biaya hingga 540 juta dolar AS  jika mereka harus mengganti semua baterai yang terkena dampak, menurut para analis.

Hyundai dan LG Chem berselisih tentang akar penyebab kebakaran saat badan keamanan Korea Selatan menyelidiki kasus tersebut. LG menyangkal sel baterai rusak.

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Hyundai mengatakan penyebab kebakaran tidak jelas tetapi pihaknya menduga bahwa kerusakan internal pada baterai mungkin menjadi penyebabnya. Hyundai saat ini masih menyelidiki kasus tersebut dengan pemasoknya dan kementerian transportasi.

Seorang wanita berusia 35 tahun, yang meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Shin, mengatakan dia harus mengevakuasi kompleks apartemennya saat fajar dengan bayinya di kereta dorong bulan lalu setelah Kona EV terbakar. Ia mengklaim kebakaran itu membuat ruang bawah tanah (basement), tempat Kona EV diparkir, penuh dengan kobaran api.

Para penggugat mendesak Hyundai untuk mengambil tindakan yang lebih tegas.

"Sementara mengakui kekurangan pada baterai, perusahaan Anda telah mengandalkan kebijakan yang salah, penggantian perangkat lunak, yang hanya perbaikan sementara, untuk mengulur waktu," kata mereka dalam sebuah surat kepada produsen mobil.

Penjualan mobil listrik naik secara global karena teknologinya menjanjikan transportasi yang lebih bersih, dengan biaya yang lebih ringan dan jarak tempuh yang meningkat. Namun, risiko kebakaran yang muncul dari baterai yang terlalu panas dapat memperlambat seluruh industri.

"Baterai yang tidak aman itu seperti bom," kata Park Chul-wan, seorang ahli baterai Korea Selatan seperti dikutip dari Reuters.

Serangkaian kebakaran yang melibatkan produsen mobil, termasuk GM, BMW dan Ford Motor Co, mengungkap tantangan yang dihadapi industri dalam mengelola risiko teknologi baru dan tekanan untuk meningkatkan produksi dan kinerja baterai.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Puluhan Sepeda Motor Curian Diparkir di Polsek Tambora

Kamis, 25 April 2024 | 10:05

Kereta Cepat Whoosh Angkut 200 Ribu Penumpang selama Lebaran 2024

Kamis, 25 April 2024 | 09:56

9 Kandidat Bacalon Walikota Cirebon Siap Fit and Proper Test

Kamis, 25 April 2024 | 09:55

Usai Naikkan Suku Bunga, BI Optimis Rupiah akan Kembali ke Rp15.000 di Akhir Tahun

Kamis, 25 April 2024 | 09:51

Parpol Menuduh Pemilu Curang Haram Gabung Koalisi Pemerintah

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

Demokrat Welcome PKB Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

KPK akan Kembali Tangkap Bupati Mimika Eltinus Omaleng

Kamis, 25 April 2024 | 09:38

Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik, Begini Caranya

Kamis, 25 April 2024 | 09:37

Pembatasan Kendaraan Pribadi Belum Tentu Atasi Macet Jakarta

Kamis, 25 April 2024 | 09:28

Berantas Judi Online Harus Serius

Kamis, 25 April 2024 | 09:22

Selengkapnya