Berita

Perusahaan industri pertahanan Swedia, Saab/Net

Dunia

Whistleblower: AS Mata-matai Kementerian Dan Industri Pertahanan Negara-negara Skandinavia

SENIN, 16 NOVEMBER 2020 | 13:23 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) dilaporkan kerap melakukan spionase terhadap kementerian dan industri pertahanan negara-negara Skandinavia.

Seorang whistleblower di Badan Intelijen Pertahanan Denmark (FE) membocorkan sebuah laporan yang sangat rahasia, seperti dimuat Radio Danish yang dikutip Sputnik, Senin (16/11).

Laporan itu menunjukkan, Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah menggunakan kerja sama intelijen rahasia Denmark-Amerika untuk sengaja melakukan spionase terhadap kementerian pertahanan dan perusahaan swasta di Denmark, serta negara-negara Skandinavia lainnya.

Dalam laporan tersebut, para pimpinan FE diberikan peringatan tentang kemungkinan ilegalitas dalam kolaborasi intelijen dengan AS yang menguras kabel informasi internet Denmark.

Laporan itu juga mengungkap upaya spionase terhadap Kementerian Keuangan dan Luar Negeri Denmark, serta tetangga dan sekutu terdekat, Norwegia dan Swedia.

Spionase dilakukan karena NSA memperoleh akses ke kabel serat optik dan pusat data di pulau Amager di selatan Kopenhagen. Dari sana, lalu lintas data Belanda, Norwegia, Prancis, dan Jerman, serta lembaga politik Denmark dipantau.

Menurut Radio Danish, NSA menggunakan pusat data Amager dengan sistem XKeyscore-nya, yang diungkapkan pada 2013 oleh Edward Snowden, dan merupakan fungsi sentral di seluruh perangkat intersepsi NSA.

Sebuah sumber juga menyebutkan bahwa NSA ingin mengincar perusahaan industri pertahanan yang berbasis di Aarhus, yaitu Terma. Spionase itu dilakukan ketika Denmark memutuskan untuk membeli jet tempur baru untuk menggantikan armada F-16 yang sudah usang.

Dalam tender jet tempur, perusahaan pertahanan Swedia, Saab menjadi salah satu pesaing. Setelah perdebatan sengit dengan banyak kontroversi, pemerintah Denmark akhirnya menetapkan untuk membeli 27 jet tempur F-35 dari AS.

Para ahli mengatakan, memberikan NSA akses ke kabel informasi untuk memata-matai institusi utama Denmark dan industri pertahanan jelas bertentangan dengan kepentingan negara.

"Ini pada dasarnya mengejutkan, karena otoritas yang seharusnya melindungi Denmark membantu merusak keamanan kepentingan vital Denmark," kata seorang profesor hukum konstitusi di Universitas Kopenhagen, Jens Elo Rytter.

Seorang anggota parlemen Norwegia, Freddy Andre Ovtegard dari Partai Kiri Sosialis mengaku tidak terkejut jika AS memata-matai negaranya.

"Saya tidak akan terkejut jika AS memata-matai target Norwegia, seperti yang kami tahu mereka telah melakukannya terhadap kepala pemerintahan negara sekutu sebelumnya. Tetap saja, ini sangat serius jika benar, terutama karena tampaknya terjadi dalam kerjasama dengan Denmark dan menargetkan pengadaan publik paling mahal di Norwegia,  jet tempur baru," jelas dia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya