CEO dari berbagai perusahaan utama AS melakukan pertemuan dalam konferensi pers virtual untuk mendiskusikan tentang apa yang mungkin mereka lakukan jika Presiden Donald Trump menolak meninggalkan Gedung Putih. Sebanyak 24 CEO berpartisipasi dalam diskusi satu jam itu. Mereka memperdebatkan pengambilan mosi kolektif yang mungkin harus dilakukan ketika gugatan pilpres yang diajukan Trump berkembang menjadi risiko bagi demokrasi, seperti dilaporkan AP, Jumat (13/11).
Para pemimpin itu berasal dari perusahaan keuangan, manufaktur, ritel, dan media Fortune 500, seperti yang dituturkan Jeffrey Sonnenfeld kepada AP. Sonnenfeld adalah seorang profesor administrasi Yale yang mengadakan pertemuan itu. Sonnenfeld tidak memerinci nama-nama mereka yang hadir karena pertemuan itu bersifat sangat pribadi.
Para eksekutif yang hadir setuju Trump memiliki hak untuk menggugat hasil pilpres dengan dugaan adanya kecurangan. Namun, para CEO itu menyebutkan Trump telah mengganggu masa transisinya ke Biden.
Mereka juga membahas tentang adanya tekanan pada legislator Partai Republik di negara bagian mereka yang mungkin mencoba untuk mengarahkan suara pemilihannya untuk ke Trump.
Trump telah meminta kepada ajudannya tentang beberapa rencananya untuk tetap di tempat kerja dengan menumbangkan Electoral College, seperti yang dilaporkan
The New York Events pada Kamis (12/11).
"Mereka (para CEO itu) semua baik-baik saja dengan Trump membawa keraguannya akan hasil pilpres ke ruang sidang," kata Sonnenfeld. “Mereka tidak perlu menyangkalnya. Namun, itu bukan berarti menghentikan masa transisi. Mereka mengatakan jika itu membuat orang benar-benar merasa lebih baik, tidak ada salahnya membiarkan hal itu berlalu."
Timothy Snyder, sejarawan Yale College dan pencipta “On Tyranny,†berbicara di majelis tersebut sehubungan dengan masa lalu demokrasi yang sekarat pasca pemilu, dan tentang legislator Partai Republik yang mungkin mengubah konsekuensi Pemilihan.
Dalam acara virtual itu, sebagian besar eksekutif mengangkat masalah tentang perilaku Trump.
Enterprise Roundtable, sekelompok yang mewakili para CEO AS seperti Apple dan Walmart, mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Biden dan Wakil Presiden terpilih Harris dalam sebuah pernyataan .
Ini menggemakan pernyataan yang dilaporkan yang dibuat pada konvensi video CEO tentang hak Trump untuk menggugat penghitungan suara. "Tidak ada indikasi bahwa salah satu dari itu akan mengubah hasil akhir," katanya.
Seandainya terjadi kerusuhan yang menghasut dalam rapat umum Trump, atau jika Trump memecat petugas secara massal, mereka mungkin perlu bertemu sekali lagi untuk membahas hal-hal agar bertindak lebih cepat.
"Tindakan itu akan sangat menghancurkan pada pasar, pada kepercayaan publik," kata Sonnenfeld.