Berita

Ketua Majelis ProDEM Iwan Sumule diapit dua senator ProDEM Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan/Ist

Politik

Syahganda Dan Jumhur Sudah Mendengar Rencana Gatot Nurmantyo Terima Bintang Mahaputra Dari Jokowi

RABU, 04 NOVEMBER 2020 | 16:24 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Dua aktivis senior yang sedang mendekam di tahanan Bareskrim Mabes Polri, Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat, telah mendengar rencana mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menerima Bintang Mahaputra dari Presiden Joko Widodo.

Adalah Ketua Majelis ProDEM Iwan Sumule yang memastikan bahwa kedua aktivis yang juga Senator ProDEM itu telah mendengar rencana Gatot menerima Bintang Mahaputra.

Iwan Sumule dan sejumlah pentolan ProDEM mengunjungi Syahganda dan Jumhur hari Rabu siang (4/11).

Menurut rencana, seperti yang disampaikan Menko Polhukam M. Mahfud MD, pemberian bintang kehormatan akan dilakukan pada tanggal 10 dan 11 November mendatang.

Belum diketahui, bagaimana persisnya respon Syahganda dan Jumhur mendengar Gatot Nurmantyo akan mendapatkan Bintang Mahaputra itu.

Syahganda dan Jumhur adalah dua aktivis senior yang ikut membesarkan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang didirikan tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh lain.

Belakangan Gatot Nurmantyo ikut di dalam gerakan itu dan tampil sebagai ikon KAMI. Adalah Gatot yang menjadi tokoh utama dalam deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi tanggal 18 Agustus lalu.

Gatot juga aktif berkeliling daerah menghadiri deklarasi KAMI.

Belakangan, setelah Syahganda dan Jumhur ditangkap pada pertengahan Oktober lalu, reaksi Gatot dinilai kurang cepat. Dia baru mendatangani Mabes Polri dua hari setelah Syahganda dan Jumhur ditangkap di kediaman masing-masing.

Pernyataan Gatot mengenai penangkapan delapan aktivis KAMI juga dinilai kurang tegas. Alih-alih, menurut Gatot, penangkapan aktivis-aktivis itu tidak perlu diributkan karena merupakan bagian dari risiko perjuangan.

“Mereka semua pejuang, bukan karbitan,” ujarnya.

Selanjutnya, Gatot juga memberikan pernyataan yang dinilai terlalu lunak terhadap UU Cipta Kerja yang menjadi kontroversial. Metode omnibus law yang digunakan dalam penyusunan UU itu menurutnya bertujuan mulia.

Melihat sikap Gatot dalam berbagai hal itu tidak begitu tegas, banyak yang menduga atau setidaknya membaca Bintang Mahaputra untuk Gatot adalah bagian dari kompromi dirinya dengan kekuasaan. Walaupun, sebagai mantan Panglima TNI sangat dapat dipahami bila Gatot menerima bintang itu.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya