Berita

Russel Crowe sebagai John Nash dalam ''A Beautiful Mind"/Net

Jaya Suprana

A Beautiful Heart

RABU, 04 NOVEMBER 2020 | 08:44 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

PADA upacara anugrah Nobel di Stockholm, Swedia Desember 1994, maha matematikawan John Nash menyampaikan orasi penerimaan anugrah Nobel kepada dirinya sebagai berikut:

“I have always believed in numbers and the equations and logics that lead to reason. But after a lifetime of such pursuit I ask : what is logic ? Who decides reason ? My quest has taken me through the physical , the metaphysical, the dellusional and back and I have made the most important dioscovery of my career. The most important discovery in my life . It is only the mysterious equations of love that any logic of reasons can be found. I am only here tonight because of you. You are the reason I am. Your are all my reasons. Thank you“.

Khayalan

Suatu orasi luar biasa indah mengharubiru sanubari diucapkan seorang penerima anugrah Nobel untuk ekonomi di hadapan hadirin terdiri dar para tokoh ilmuwan terkemuka internasional sampai raja dan ratu Swedia.

Namun orasi indah mengharukan itu diucapkan bukan oleh mahaguru universitas Princeton, John Nash tetapi oleh bintang film Australia, Russel Crowe yang berperan sebagai John Nash dalam film “A Beautiful Mind” disutradarai Ron Howard yang pada tahun 2002 sempat memenangkan piala Oscar sebagai film terbaik.

Dan pada kenyataan kehidupan yang sebenarnya, John Nash memang menggubah game theory yang dianggap berjasa terhadap hubungan ekonomi antar bangsa di planet bumi ini, namun tidak pernah menyampaikan orasi indah menggetar sukma seperti yang ditampilkan pada adegan episod terakhir film “A Beautiful Mind”.

Ojo Dumeh


Namun saya tidak keberatan atas kenyataan bahwa adegan dan orasi indah tersebut sekadar khayalan Ron Howard. Sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya tetap menghargai pidato fiktif tersebut sebagai mahakarya untaian kata dan kalimat yang secara indah mengajak manusia untuk bersikap ojo dumeh menjauhkan diri dari arogansi intelektual.

Adegan akhir film tersebut mengajak kita semua untuk bukan hanya memiliki A Beautiful Mind, namun juga A Beautiful Heart.

Demi tetap membumi dengan bekal kesadaran kerendahan hati seyogianya manusia senantiasa gigih berjuang mendekatkan diri ke kesempurnaan dengan menjunjung tinggi kasih-sayang sebagai bagian utama kemanusiaan. 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya